Kisah Bupati Cantik Diadang Ombak, Terdampar, 7 Jam Hilang Kontak

Kisah Bupati Cantik Diadang Ombak, Terdampar, 7 Jam Hilang Kontak
Bupati Kepulauan Talaud Sri Wahyumi Maria Manalip (baju putih) foto bersama petugas bandara di Bandara Melonguane (16/8). Foto: Miftakhul F.S./Jawa Pos

Tuhan menjawab doa Manalip. Speedboat yang ditumpanginya lolos dari gulungan ombak. Terdampar di Desa Suang yang terletak di salah satu Kepulauan Sangihe. ”Tujuh jam kami hilang kontak,” ungkapnya.

Peristiwa mendebarkan itu hanyalah salah satu konsekuensi yang harus dihadapi sebagai pemimpin wilayah kepulauan.

Perempuan yang terlahir pada 8 Mei 1977 tersebut mesti berani melakoni perjalanan laut untuk memantau wilayah. Untuk menyapa masyarakat serta melihat segala problematika mereka.

Perjalanan itu juga harus dilakukan untuk merawat kesetiaan warganya kepada negara Indonesia. Sebab, Talaud yang dipimpin Manalip adalah kawasan tapal batas Indonesia.

Salah satu pulau di kabupaten itu, Miangas, berbatasan langsung dengan Filipina. Bahkan, jarak Miangas ke Davao, kota di Kepulauan Mindanao, jauh lebih dekat ketimbang ke Melonguane.

Dengan speedboat, orang Miangas bisa mencapai Davao dalam waktu empat jam. Ke Melonguane, dibutuhkan waktu dua kali lebih banyak.

Apalagi ke Manado, ibu kota Sulawesi Utara. Bisa sampai seminggu jika lewat laut.

Kabupaten yang dipimpin Manalip total memiliki 17 pulau. Hanya tujuh yang berpenghuni. Sepuluh lainnya belum terjamah.

Bupati Kepulauan Talaud, Sulut, Sri Wahyumi Maria Manalip, menyambangi pelosok wilayah yang berbatasan dengan Filipina dengan speedboat, juga motor

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News