Kisah Mahasiswi Nikah Siri dengan Kakak Tingkat

Kisah Mahasiswi Nikah Siri dengan Kakak Tingkat
Ilustrasi Foto: pixabay

Sebenarnya, Surti sempat merasa pasrah atas hubungan yang tak direstui itu. Dia mencoba mengenal lelaki yang ingin dijodohkan dengannnya.

Namun bukannya semakin tertarik. Surti malah merasa semakin tidak sreg. Pasalnya, lelaki itu suka mabuk-mabukan.

“Mengenal dia (Tejo) memberi gambaran lain tentang laki-laki idaman,” ungkapnya sambil mendekap erat lengan Tejo.

Surti juga bersikeras mengaku mencintai Tejo yang merupakan kakak tingkatnya saat kuliah di Samarinda.

Singkat cerita, empat tahun yang lalu mereka memutuskan untuk menikah. Saat itu, Surti meminta Tejo menikahinya. Surti pun menjadi seorang mualaf.

“Saya sebenarnya takut dan tak mau, apalagi keluarganya menentang. Dia wanita nekat dan maksa terus. Akhirnya saya nikah siri dengan saksi keluarga. Dengan syarat dia ikut saya,” ungkap Tejo sambil tersenyum ramah.

Setiap Natal tiba atau kedua orangtuanya telepon, Surti tetap pulang. Apalagi kondisi fisik orangtuanya mulai menurun. Sementara Tejo, sudah bekerja di perusahaan BUMN ternama di Kota Taman.

“Saya ingin ajukan isbat nikah, agar orangtua dan keluarga semua tahu bahwa benar, kami selama ini sudah menikah. Nanti saya tunjukkan surat nikahnya sama orangtua,” ungkap Tejo.

Suasana kantin Pengadilan Agama (PA) Klas II A Bontang, Kaltim, siang itu, terasa sangat berbeda dari biasanya. Hanya beberapa orang yang terlihat

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News