Kisah Pria yang Ingin Berpoligami, Tapi Malah Jadi Korban Poliandri
jpnn.com - ADA satu jenis emansipasi yang tidak pernah diperjuangkan wanita, yakni poliandri alias perempuan memiliki lebih dari satu suami. Padahal, poligami sudah jamak dilakukan kaum hawa, baik secara terang-terangan atau gelap-gelapan. Toh demikian, bukan berarti tak ada pelakunya.
Salah satunya Sephia, 35. Dia ingin poliandri dengan seorang wartawan di Surabaya sebut namanya Donlesi, 39 (keduanya nama samaran).
Sebulan lalu Donlesi seringkali menghubungi Radar Surabaya untuk menanyakan proses poligami di Pengadilan Agama (PA), Jalan Ketintang Madya. Cukup aneh memang. Karena Donlesi sendiri sudah memiliki istri dan anak.
Usut punya usut, Donlesi lah yang ingin menikah lagi dengan pacarnya, sebut saja namanya Sephia.
Akan tetapi, Donlesi yang awalnya bak pahlawan kesiangan ternyata kalah agresif dengan Sephia. Wanita ini terlihat lebih suka jemput bola. Sephia malah sudah mendaftarkan proyek poliandrinya ke PA yang sama, sebulan lalu.
Hal itu diketahui Donlesi ketika dia bakal mendaftarkan poligami-nya, Kamis lalu (3/9). “Shock juga sih. Kok tanpa ijinku dia sudah memasukkan pendaftaran,” tegas Donlesi.
Donlesi sempat sakit hati karena pendaftaran poligaminya didahului. Apalagi Donlesi sudah berjanji proses pendaftaran tersebut akan ditemani istrinya, Karin. Kebetulan Karin sudah mengijinkannya untuk poligami.
“Istri sakit-sakitan dan memang saya diperbolehkan untuk menikah lagi,” aku Donlesi.
ADA satu jenis emansipasi yang tidak pernah diperjuangkan wanita, yakni poliandri alias perempuan memiliki lebih dari satu suami. Padahal, poligami
- Begini Kronologi Kecelakaan Ambulans dan Truk Gandeng di Tol Batang-Semarang
- Jaksa Beberkan Peran Sentral Eks Bupati Kuansing Dalam Kasus Korupsi Rp 22,6 Miliar
- Ani Sofian Melantik 850 PPPK Pemkot Pontianak, Ini Pesannya
- Rahima Istri Mantan Gubernur Jambi Dituntut 4 Tahun 5 Bulan Penjara
- Eks Bupati Kuansing Sukarmis Ditahan Jaksa terkait Korupsi Rp 22,6 Miliar
- Kementan Mengevaluasi Upsus Antisipasi Darurat Pangan di Kalimantan Selatan