Konsumen Masih Trauma dengan Cacing di Ikan Kaleng

Konsumen Masih Trauma dengan Cacing di Ikan Kaleng
Petugas BPOM Kepri meneliti sampel produk sarden di salah satu distributor di kompleks Refindo, Batuampar, Rabu (21/3). Pengambilan sampel itu terkait dugaan sarden dalam kemasan kaleng yang mengandung cacing nematoda. Ilustrasi : Cecep M/Batam Pos

jpnn.com, SURABAYA - Para pengusaha ikan kaleng sudah meyakinkan bahwa produknya aman dikonsumsi.

Namun, keberadaan parasit cacing di produk ikan makerel kalengan tetap membuat konsumen jijik dan menolak konsumsi.

Setiawan Koesdarto, pengajar di Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga Surabaya, menerangkan bahwa produk-produk yang beredar di masyarakat semestinya sudah bebas dari kontaminan. Baik itu kontaminan fisik, biologis, maupun kimia.

"Jika sampai di tangan konsumen masih ada cemaran, artinya kebersihan dalam masa persiapan dan pengolahannya ada yang kurang," ujar dia.

Jika memang ikan makerel yang akan diolah mengandung kontaminan, dalam hal ini cacing, seharusnya produsen sudah bisa mengetahui saat masa persiapan.

Sebab, sebelum ikan diolah untuk dikalengkan, dilakukan sortasi dan penyiangan.

Yakni, ikan yang berkualitas dipilih, kemudian diolah. Dalam tahap itu, sisik ikan dibersihkan, lalu dipisahkan kepala, isi perut, dan ekornya.

"Dalam tahap ini bisa dilakukan sampling untuk melihat kelayakan calon ikan yang akan diolah," lanjut profesor yang concern di bidang parasitologi veteriner tersebut.

BPOM melakukan uji laboratorium terhadap 541 sampel ikan kaleng makarel dari 66 merek yang berbeda.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News