Krisis Kedelai, Bukti Ketahanan Pangan Rapuh
Sabtu, 11 Agustus 2012 – 03:04 WIB
JAKARTA - Pengurus Pusat Pandu Tani Indonesia (PATANI) menilai bahwa upaya pemerintah untuk mewujudkan kemandirian pangan dalam persaingan ekonomi global belum maksimal. PATANI menilai pemerintah belum mampu melepaskan diri dari ketergantungan terhadap produk asing Sumber daya alam yang dapat diolah menjadi energi alternatif seperti gas bumi atau bahan bakar nabati, produksinya masih belum mencukupi. Total produksi gas bumi nasional pada tahun 2011 sebesar
"Kami melihat sesuatu yang luar biasa terkait dengan ketahanan pangan dan energi, selain faktor goncangan ekonomi. Karena masyarakat kita djejali impor," ujar Direktur Utama PATANI, Sarjan Tahir dalam keterangan persnya pada peringatan ulang tahun ke-4 PATANI di Jakarta, Jumat (10/8).
Baca Juga:
Dalam bidang energi, ketergantungan pemerintah pada bahan bakar impor dinilai terlalu besar. Belum lagi subsidi yang harus dikeluarkan membuat beban pemerintah semakin berat. Pemerintah harus mengimpor minyak sebesar 91.485.762 barel serta BBM 25.347 ribu kilo liter. Selain itu subsidi yang harus ditanggung pemerintah mencapai Rp160 triliun pada tahun 2011.
Baca Juga:
2.948.367 MMSCF. Sementara tahun 2010 listrik dari energi terbarukan 8.772,50 MW dan di tahun yang sama Bahan Bakar Nabati (BBN) sebesar 2.912.690 ribu KL.
JAKARTA - Pengurus Pusat Pandu Tani Indonesia (PATANI) menilai bahwa upaya pemerintah untuk mewujudkan kemandirian pangan dalam persaingan ekonomi
BERITA TERKAIT
- Rilis Laporan Keuangan Triwulan I 2024, VKTR Fokus Peningkatan Margin & Penjualan EV
- Bea Cukai Magelang Bergerak Aktif Ajak Masyarakat Gempur Rokok Ilegal
- Triwulan I 2024, Bank Jatim Cetak Kinerja Moncer
- Mendagri Tito Karnavian Minta Pemda Beri Atensi Perkembangan Harga Sejumlah Komoditas
- Mendagri Tito Ingatkan Pemda Jangan Terlena Meski Inflasi Nasional Terkendali
- Pra-Penjualan LPKR Mencapai Rp 1,5 Triliun di Kuartal I/2024