Kritik Keras Legislator soal Satgas yang Dipimpin Bahlil, Pakai Diksi Merusak

jpnn.com, JAKARTA - Anggota Komisi VII DPR RI Mulyanto menganggap keberadaan Satuan Tugas (Satgas) Penataan Penggunaan Lahan dan Penataan Investasi tidak efektif dan tupoksi organisasi tersebut tumpang tindih dengan kementerian.
Diketahui, satgas tersebut dipimpin Menteri Investasi dan Kepala BKPM Bahlil Lahadalia dan memiliki tugas mengevaluasi Izin Usaha Pertambangan (IUP) serta Hak Guna Usaha (HGU) lahan sawit.
"Seharusnya tugas ini menjadi domain Kementerian ESDM karena UU dan kepres terkait usaha pertambangan ada di wilayah kerja Kementerian ESDM bukan Kementerian Investasi," kata Mulyanto kepada awak media, Senin (4/3).
Belakangan, keberadaan Satgas Penggunaan Lahan dan Penataan Investasi menuai sorotan publik karena diduga terjadi penyalahgunaan wewenang.
Bahlil dalam mencabut dan memberikan kembali IUP dan HGU diduga meminta imbalan uang miliaran rupiah atau penyertaan saham di masing-masing perusahaan.
Mulyanto merasa keberadaan satgas yang dipimpin Bahlil sarat kepentingan politik dan merusak ekosistem pertambangan.
"Saya melihat keberadaan satgas ini akan merusak ekosistem pertambangan nasional. Pemerintah terkesan semena-mena dalam memberikan wewenang ke lembaga tertentu," ungkap legislator Fraksi PKS itu.
Mulyanto mengatakan urusan tambang seharusnya menjadi wewenang Kementerian ESDM dalam mengevaluasi IUP.
Anggota Komisi VII DPR RI Mulyanto menganggap tupoksi Satuan Tugas (Satgas) Penataan Penggunaan Lahan dan Penataan Investasi tumpang tindih dengan kementerian.
- Gubernur Sulteng Data Perusahaan Tambang Perusak Lingkungan
- Realisasi Investasi Jakarta Triwulan I-2025 Capai Rp 69,8 Triliun, Tertinggi di Indonesia
- Minta Kepastian Hukum Bagi Buruh, Sahroni: Upah Dibayarkan, Jangan Ada Ijazah Ditahan
- KSAL Minta Tunggakan BBM TNI AL Rp 5,45 T ke Pertamina Diputihkan, Bahlil Berkata Begini
- Kunker ke Kepulauan Riau, BAM DPR Berjanji Serap Aspirasi Warga Rempang
- Ini Salah Satu Pilihan Investasi Optimal di Tengah Tantangan Ketidakpastian Ekonomi Global