KUR, Enak Didengar Sulit Didapat

KUR, Enak Didengar Sulit Didapat
KUR, Enak Didengar Sulit Didapat
JAKARTA - Kalangan pengusaha kecil dan menengah di Jakarta pesimis program kucuran kredit usaha rakyat (KUR) sebanyak Rp100 triliun dalam waktu 4 tahun mendatang bisa memperbaiki daya saing produk Indonesia di pasar bebas. "Sama fenomenanya dengan masa lalu, kredit usaha rakyat itu akan lebih banyak diserap oleh kalangan pengusaha besar karena merekalah yang sanggup memenuhi semua persyaratan kredit yang di tetapkan dunia perbankan," kata Ketua Asosiasi Pedagang Sayur dan Buah, Nadiran, dalam acara Temu Wicara dengan DPP Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta Timur, Rabu (28/7).

Paling tinggi, lanjut Nadiran, kredit KUR itu hanya sampai ke tangan pengusaha kecil dan menengah sebesar 10 persen. Sisanya, sebesar 90 persen dengan berbagai cara dan alasan dunia perbankan pasti akan mengucurkannya ke pengusaha besar yang berdomisli di Jakarta dan kota-kota besar lainnya di Pulau Jawa.

Pendapat yang sama juga dikatakan oleh Kepala PD Pasar Jaya Kramat Jati, Joko Setiyanto. Menurut dia, hingga saat ini belum satupun diantara bank-bank pemerintah yang berkomitmen untuk membiayai pembangunan pasar-pasar tradisional di Indonesia.

"KUR itu hanya enak di dengar tapi terlalu sulit untuk didapat. Berbeda halnya dengan kondisi yang terjadi di China dimana penguasanya secara tegas menunjuk sejumlah bank pemerintah untuk memfasilitasi pembangunan pasar tradisional dan mengucurkan kredit bagi pengusaha kecil dan menengahnya secara khusus," kata Joko Setiyanto.

JAKARTA - Kalangan pengusaha kecil dan menengah di Jakarta pesimis program kucuran kredit usaha rakyat (KUR) sebanyak Rp100 triliun dalam waktu 4

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News