Kurangi Ketergantungan Gandum, Tingkatkan Pangan Mandiri

Kurangi Ketergantungan Gandum, Tingkatkan Pangan Mandiri
Kepala Badan Litbang Pertanian (Balitbangtan) Muhammad Syakir. Foto: Elfany Kurniawan/JPNN

Syakir menerangkan, potensi pengembangan pangan lokal masih sangat luas jika menilik ragam komoditas yang ada di Indonesia.

Apalagi, Indonesia merupakan negara terbesar kedua di dunia dalam keragaman hayati.

"Hutan sagu Indonesia merupakan yang terbesar di dunia mencapai 5,5 juta hektare atau mendekati 85 persen populasi sagu dunia. Begitu juga, tanaman sorgum sangat hemat air dan bisa tumbuh dengan baik, terutama di daerah kering berbatu seperti di NTT. Sayangnya potensi ini belum dikembangkan dengan baik," jelas Syakir.

Lalu ada potensi ubi kayu, jagung, hanjeli, garut, ganyong, talas, dan sukun yang dulunya pernah menjadi sumber pangan di sebagian masyarakat Indonesia, namun kini terpinggirkan oleh konsumsi beras dan terigu yang semakin meningkat.

Kampanye cinta pangan lokal, menurut Syakir tidak bisa lagi dengan cara konvensional, tapi harus dengan terobosan teknologi dan pengembangan agroindustri pangan lokal mulai dari hulu hingga hilir.

“Perlu sinergi semua pihak untuk peningkatan nilai tambah dan daya saing produk pangan lokal sehingga optimal dan layak dikembangkan secara lebih luas," tandas Syakir. (cuy/jpnn)


Potensi pengembangan pangan lokal masih sangat luas jika menilik ragam komoditas yang ada di Indonesia.


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News