Lagi, Balita Gizi Buruk Tewas

Orangtua Tak Mampu Beli Susu, Usia 2 Tahun Berat Icha Hanya 5 Kg

Lagi, Balita Gizi Buruk Tewas
Lagi, Balita Gizi Buruk Tewas
Buktinya, saat berusia 1,5 tahun dia hanya memiliki berat badan kurang dari 4 kg. Tentunya berat badan itu tidak sebanding dengan berat badan ideal untuk anak seusianya. Segala daya upaya dilakukan wanita ini agar anaknya sehat. Setiap Rabu pagi, Muliana membawa Icha ke Puskesmas Cipete untuk konsultasi dengan dokter gizi. Akibatnya, berat Icha bertambah 1 kg.

Disarankan dokter, Icha harus diberi susu formula kualitas tinggi. Mendengar itu, Muliana sedih. Pasalnya, harga susu formula jenis itu paling murah untuk ukuran 400 gram Rp 150 ribu. Susu itu juga hanya cukup untuk dikonsumsi selama satu minggu. Sementara gaji sang suami Rp 500 ribu/bulan. Dia mengatakan, suaminya Sunaryo hanyalah karyawan koperasi di PT Indah Kiat di Serang Timur.

 

Sunaryo juga baru bisa berkumpul dengan keluarganya setiap hari Minggu atau seminggu sekali. Itu dilakukan lantaran dia harus menginap di mess perusahaan demi menghemat transportasi. Saat ini, Muliana masih tinggal bersama orangtuanya dengan 3 kepala keluarga (KK) lain yang merupakan kakak dan adiknya. ”Kami memang orang miskin,” cetus Mulianan lagi dengan terisak.

 

Dia juga mengaku berkali-kali mengurus kartu Jamkesmas (jaminan  kesehatan masyarakat, Red) guna mendapat pembebasan biaya pengobatan sang anak di RSUD Serang. Itu dia lakukan agar pengobatan Icha lebih intensif daripada di Puskesmas Cipete. ”Tapi sulit banget. Hingga kini saya tidak memiliki kartu Jamkesmas yang katanya untuk warga miskin,” tuturnya lagi.

    

SERANG - Lagi, kematian balita (bayi di bawah lima tahun) akibat gizi buruk di Kota Serang, Provinsi Banten, terjadi. Kali ini naas dialami Khoirunnisa

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News