Lagi, BNN Bekuk Bandar Narkoba di LP Nusakambangan

Lagi, BNN Bekuk Bandar Narkoba di LP Nusakambangan
DIAMANKAN: Kapten (kaos biru) saat ditangkap Tim Kejar BNN di LP Narkotika Kelas II A Nusakambangan. Foto: Angel/JPNN
Dalam kasus ini, Kapten mengendalikan bisnisnya melalui sang istri Dewi dan keponakannya Syaful yang juga sudah diamakan BNN. “Untuk pendistribusiannya, Kapten menggunakan jaringannya di luar penjara,” katanya. Dari kesaksian istri dan ponakan, lanjut Benny, jelas menyebutkan meskipun sudah berada di penjara Kapten masih bisa menjual dan membeli narkoba. “Omsetnya bisa miliaran. Bahkan Kapten ini adalah saingannya Hartoni di dalam LP. Kapten dalam kasus ini mengendalikan semua jenis narkoba, sesuai dengan permintaan pasar,” lanjutnya.

Istrinya, Dewi, ditangkap bersama barang bukti berupa enam unit ponsel dan lebih dari 20 sim card berbagai operator. Ponsel dan sim card itu diduga digunakan suaminya untuk menjalankan perdagangan narkoba melalui LP.

Selain Dewi, Syaiful yang sudah dibekuk BNN disebut kaki tangan Kapten. Syaiful bertugas menghubungi Kapten untuk masalah penarikan dan transfer uang. Melalui kedua kaki tangan Kapten ini ditemukan pula print out rekening bank. Ada rekening juga yang sudah ditutup untuk menghilangkan jejak. “Syaiful umurnya 29 tahun tapi perawakannya seperti berusia 35 tahun. Dewi sendiri berusia 31 tahun dan memiliki tiga orang anak, dua dari suami pertama dan satuu dari hasil pernikahannya dengan kapten,” papar Mamoto.

Tim Kejar BNN, mendatangi LP Narkotika pada pukul 17.00 WIB. Tim diterima oleh Kepala LP yang baru, Lilik. Proses negosiasi penjemputan Kapten memakan waktu sekira dua jam. Menurut Mamoto, prosesnya terkendala karena Kepala LP masih harus menghubungi atasannya untuk mengonfirmasi soal penangkapan tersebut. “Tapi kami sudah memiliki surat penangkapan, jadi mereka tak bisa berbuat banyak,” kata Mamoto. Kapten pun diserahkan Kepala LP pada BNN. Kapten yang menggunakan seragam LP warna biru saat keluar tahanan tampak tenang. Ketika digeledah tim BNN, ditemukan di saku celananya uang sebesar Rp200 ribu. Kapten masih memilih untuk bungkam saat dicecar pertanyaan oleh wartawan.

JAKARTA— Badan Narkotika Nasional (BNN) kembali mengungkap bisnis penjualan narkotika yang beroperasi di balik jeruji LP Nusakambangan. Kali

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News