Langit Runtuh

Oleh Dahlan Iskan

Langit Runtuh
Dahlan Iskan (bertopi) di Beirut, Lebanon. Foto: Instagram/dahlaniskan19

Berarti ongkos sandar pun bertambah-tambah. Apalagi harus membayar denda –akibat pembayaran yang tidak juga dilakukan.

Namun muatan awal yang ada di kapal itu, kalau disita, masih ada harganya: bahan baku peledak itu. Asalkan kapal itu tidak tenggelam. Padahal di kapal itu mulai terlihat ada rembesan air.

Maka pihak pelabuhan membongkar bahan baku peledak itu. Agar tidak terpendam air.

Dimasukkanlah bahan baku peledak itu ke gudang di pelabuhan itu. Ke gudang nomor 12.

Aman.

Setidaknya bisa untuk jaminan pembayaran ongkos sandar. Tidak disangka gegara ingin menyelamatkan uang receh ini bencana besar terjadi. Tujuh tahun kemudian –4 Agustus barusan. Yang merugikan negara Rp 300 triliun.

Ketika muatan bahan baku peledak itu sudah pindah ke gudang, awak kapal masih harus tetap di dalam kapal. Pekerjaan rutinnya: menguras air laut yang mulai masuk ke kapal.

Mereka adalah 7 orang asal Ukraina. Satu orang kapten asal Rusia. Status mereka yang warga negara asing membuat awak kapal harus tetap di kapal.

Hukum harus ditegakkan biarpun langit runtuh. Tujuh tahun setelah Kapal Rhosus sandar di Pelabuhan Beirut langit memang tidak runtuh. Beirut yang runtuh.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News