Langkah Maju Australia soal Karbon

Langkah Maju Australia soal Karbon
PM Australia Kevin Rudd. Foto: AP.
CANBERRA - Pemerintah Australia membuat langkah maju dalam konsep perdagangan karbon (carbon trade)-nya, menjelang pertemuan penting para pemimpin dunia (COP 15) di Kopenhagen, bulan Desember mendatang. Langkah maju dimaksud adalah mnculnya dukungan dari kelompok oposisi, yakni Partai Konservatif, terhadap revisi rencana pemerintahan PM Kevin Rudd.

Seperti diberitakan Reuters, Rabu (25/11) dinihari WIB, dukungan oposisi itu muncul bersamaan dengan sekelompok ilmuwan yang baru saja merilis rekomendasi agar pertemuan internasional tanggal 7-18 Desember itu menaruh perhatian khusus pada peningkatan gejala pemanasan global, termasuk meningkatnya ketinggian gelombang laut di beberapa samudera. Pemimpin kalangan oposisi Australia sendiri, Malcolm Turnbull, menyatakan bahwa para senator Partai Konservatif setuju untuk memberikan suara terhadap skema perdagangan karbon yang sudah direvisi pemerintah, yang sekaligus mengakhiri deadlock pembicaraan soal itu di senat Australia.

"Saya merasa yakin ada cukup banyak senator yang akan mengikuti kesepakatan kabinet bayangan ini, serta bahwa kesepakatan (peraturan) tentang hal itu akan disetujui," ungkap Turnbull. Skema yang telah direvisi itu sendiri pada intinya berisikan usulan penambahan dana kompensasi bagi negara-negara penghasil karbon, berikut perusahaan batubara dan pembangkit listrik yang ada.

Sejumlah analis berpendapat bahwa langkah Australia ini cukup signifikan, serta bisa jadi setidaknya akan mempengaruhi AS dan Kanada - dua negara besar lainnya - untuk mengambil kebijakan yang sama. Australia sendiri sejauh ini dikenal sebagai pengekspor batubara terbesar dunia, sekaligus merupakan penghasil level gas rumah kaca per kapita tertinggi secara global. (ito/JPNN)

CANBERRA - Pemerintah Australia membuat langkah maju dalam konsep perdagangan karbon (carbon trade)-nya, menjelang pertemuan penting para pemimpin


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News