LRT Sumsel Mogok Lagi, Penumpang Dievakuasi Lewat Walk Way

LRT Sumsel Mogok Lagi, Penumpang Dievakuasi Lewat Walk Way
EVAKUASI: Kereta LRT mogok, Petugas Dishub menggendong seorang anak menuju stasiun terdekat. Foto: istimewa for sumeks.co.id

jpnn.com, PALEMBANG - Ratusan penumpang terpaksa jalan kaki lewat jalur walk way setelah Light Rail Transit (LRT) Sumsel yang mereka tumpangi mogok, Minggu sore (12/8).

Ini yang ketiga kali, setelah sebelumnya juga sempat mogok, pada 1 dan 10 Agustus lalu.

Informasi yang berhasil dihimpun, semula LRT berangkat dari Stasiun DJKA (OPI Mall) menuju Stasiun Bandara Sultan Mahmud Badarudin (SMB) II, sekitar pukul 16.56 WIB.

Tapi baru jalan sekitar 3 km, tiba-tiba LRT mengalami shutdown (mati total) sekitar pukul 17.00 WIB sebelum sampai Stasiun Polresta atau persisnya di depan Kantor Kejaksaan Tinggi Sumsel, Jakabaring. Kondisi itu memicu ratusan penumpang ikut panik karena listrik maupun AC ikut mati total. Ada tangisan balita, sampai penumpang yang memaksa ingin keluar LRT karena kondisi dalam ruangan gelap.

PT Kereta Api Indonesia (KAI) selaku operator LRT lalu melakukan prosedur evakuasi mendadak dengan mengeluarkan seluruh penumpang dari dalam LRT. PT KAI membuka pintu dan meminta seluruh penumpang keluar LRT lalu berjalan kaki menuju stasiun terdekat di Jakabaring yang jaraknya sekitar 1 km.

“Baru saja naik LRT dari Stasiun DJKA. Tidak sampai 10 menit tiba-tiba kereta mati. Kami tak tahu pasti penyebabnya. Matinya mendadak, lalu lampu dan AC ikut mati,” ujar Yuliarti (32), warga Jl Angkatan 45 yang mengaku baru pertama kali mencoba naik LRT ini. Karena kondisinya gelap dan panas, Yuli yang dibincangi di Stasiun Jakabaring itu mengaku banyak yang panik dan minta buka pintu LRT, mau keluar.

“Ya, takut nunggu di dalam kereta. Nanti terjadi apa-apa, kan kami tidak tahu. Waktu itu juga tak dijelaskan apa penyebabnya, cuma katanya gangguan teknis,” ujarnya. Tetapi memang, operator kemudian meminta penumpang keluar dan berjalan menuju stasiun terdekat. “Karena perintahnya seperti itu ya kami keluar jalan kaki melewati jalur LRT menuju Stasiun Jakabaring. Dari sana penumpang banyak turun,” jelasnya.

Selain Yuliarti, kepanikan juga dirasakan penumpang lain. Ada yang berjibaku segera keluar dari LRT sambil berdesakan, ada petugas Dishub yang menggendong seorang anak, dan ada pula yang mengaku takut berjalan di ketinggian. “Waduh, kalau bisa jangan lagi. Ngeri jalan di atas jalur kereta,” ujar Fatimah (23), warga Jl Panca Usaha, 5 Ulu kemarin.

Ratusan penumpang terpaksa jalan kaki lewat jalur walk way setelah Light Rail Transit (LRT) Sumsel yang mereka tumpangi mogok, Minggu sore (12/8).

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News