Magma Gunung Agung Bergerak ke Permukaan Kawah

Magma Gunung Agung Bergerak ke Permukaan Kawah
Material letusan Gunung Agung yang terbawa air hujan mengalir ke daerah Sungai Yeh Sah di Desa Batusesa, Kecamatan Rendang, Karangasem, Selasa (5/12). Foto: Raka Denny/Jawa Pos

Dimana pada tahun 1963 pertumbuhan lava lebih cepat, sehingga sehari setelah erupsi lava sudah gugur.

“Kemungkinan dulu kawahnya tidak sebesar saat ini sehingga lava lebih cepat mengisi permukaan kawah,” sambungnya.

Di beberapa titik juga masih teramati glow (sinar terang) dari kawah yang mengindikasikan masih ada efusi lava.

Lava yang masih panas dengan temperatur 900 hingga 1.300 derajat celcius akan mampu menyinari asap pada bagian bawah.

Sedangkan lava yang sudah berinteraksi dengan udara di sekitarnya temperaturnya akan turun menjadi 700 hingga 800 derajat celcius.

Atas kondisi tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa aktivitas vulkanik Gunung Agung masih tinggi dan masih berpotensi mengalami erupsi dan status masih Awas (Level IV).

“Dan data ini harus selalu kita pegang, tidak perlu ketakutan tetapi harus selalu waspada,” katanya.

Hingga pukul 18.00 terekam kegempaan berupa gempa low frekuensi 7 kali amplitude 6-22 mm durasi 23-69 detik, vulkanik dangkal 2 kali amplitude 4-5 mm durasi 11 – 14 detik, vulkanik dalam 1 kali amplitudo 10 mm dengan durasi 25 detik, dan tremor menerus (microtremor) dengan amplitudo 2-24 mm (dominan 7 mm). (ras/yes)

Adanya gempa tremor overscale di Gunung Agung mengindikasikan adanya pergerakan aliran magma ke permukaan kawah.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News