Main Ketoprak, Pejabat Sentil Pejabat

Main Ketoprak, Pejabat Sentil Pejabat
Main Ketoprak, Pejabat Sentil Pejabat
Pria asal Ponorogo ini menilai perlu dibuat pentas ketoprak yang sedikit melenceng dari pakem tapi menyedot perhatian masyarakat. Pemainnya gabungan antara tokoh masyarakat dan seniman ketoprak. Agar tokoh-tokoh itu mau bermain, pakem dibuat longgar sehingga pemainnya bisa berimprovisasi. Karena tokohnya dari berbagai daerah, pementasan ketoprak itu menggunakan bahasa Indonesia.

"Konsep itu lantas saya matangkan dengan seniman ketoprak senior Aries Mukadi. Jadilah, Ketoprak Guyonan Campur Tokoh," ujar mantan Dirjen Migas ini kepada Jawa Pos, di GKJ, Jumat (7/5) lalu.

Setelah konsep matang, pada Mei 2006, pergelaran Ketoprak Guyonan Campur Tokoh untuk kali pertama dipentaskan. Mementaskan lakon Warok Suromenggolo, pergelaran itu diramaikan mantan Menteri Perhubungan Agum Gumelar dan artis Ratna Listy. "Agar menarik perhatian, pentas itu sengaja kami beri judul Suminten (Ratna Listy) Edan. Sejak itu atensi masyarakat sangat positif, bahkan bisa dibilang meledak," cetusnya.

Semenjak itu, pergelaran Ketoprak Guyonan Campur Tokoh rutin dipentaskan setiap dua bulan di GKJ di kawasan Senen dan Taman Ismail Marzuki (TIM) di kawasan Cikini, Jakarta Pusat. Setelah pementasan pertama sukses, tokoh-tokoh masyarakat yang bersedia ikut bermain pun mulai berdatangan. Mendiknas Muhammad Nuh, mantan Jaksa Agung Marzuki Darusman, Yenny Wahid, mantan Deputi Senior Bank Indonesia Miranda Swaray Goeltom, mantan Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso, serta mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Jimly Asshiddiqie pun pernah bermain ketoprak.

SEPERTI seni pertunjukan tradisional lain, ketoprak mulai kalah oleh budaya kontemporer. Beruntung masih ada seniman yang berupaya nguri-uri (melestarikan)

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News