Makin Sulit Cetak Sawah Baru di Tenggarong

Makin Sulit Cetak Sawah Baru di Tenggarong
Makin Sulit Cetak Sawah Baru di Tenggarong

Dia menyebut, hujan semakin menambah buruk kualitas sungai membuat masyarakat tak berani menggunakan air sekalipun untuk mencuci. Kekeruhan air sangat tinggi.

“Ikan mengambang, satwa di sekitar sungai mungkin bernasib sama,” ujarnya. Didik menyebutkan,  Tenggarong Seberang adalah kecamatan yang memiliki izin pertambangan batu bara yang sangat luas. Tak kurang 60 perusahaan beroperasi.

Sebelumnya, Kepala Dinas Pertanian Kukar Sumarlan mengakui, banyaknya lahan yang beralih fungsi berdampak lahan tidur yang luas. Pengaruh pengalihan lahan seperti menjadi areal pertambangan batu bara atau perkebunan sawit membuat kondisi sawah selalu banjir.

“Lingkungan di sekeliling sawah sudah banyak yang terbuka sehingga limpasan air menimbulkan banjir. Panen bisa terus-terusan gagal,” ucapnya.

Dia mengatakan, lahan tidur ini bukan kebanyakan sudah beralih fungsi menjadi areal lain. Ada yang berubah lantaran dekat dengan aktivitas pertambangan, namun tak banyak. Lahan tidur lebih banyak disebabkan tidak diolah pemegang izin.

“Alat pertanian juga memengaruhi. Luas lahan tidur tidak akan bisa digarap hanya menggunakan cangkul. Siapa yang mampu,” ujarnya.

Kondisi lingkungan juga mulai memengaruhi sawah di Kukar seperti di Jonggon dan Kota Bangun. “Dua daerah ini dekat dengan pertambangan sehingga lahan rusak karena banjir,” terangnya.

Untuk diketahui, lahan tidur di Kukar tak banyak mengalami penurunan dua tahun belakangan. Sejauh ini, hanya 329 hektare yang kembali diusahakan dari luas lahan tidur pada 2010 yang mencapai 13.217 hektare. Sedangkan lahan fungsional mencapai 24.969 hektare dari potensi sawah pada 2011 seluas 35.221 hektare.

TENGGARONG - Konversi lahan tak hanya didapati di kawasan izin perkebunan sawit maupun hutan tanam industri (HTI). Blok persawahan diduga banyak

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News