Malahayati Pimpin Pasukan Janda, Resimen Tempur Ditakuti

Malahayati Pimpin Pasukan Janda, Resimen Tempur Ditakuti
Presiden Joko Widodo menganugerahkan gelar pahlawan kepada empat tokoh Indonesia. Upacara penganugerahan gelar pahlawan itu digelar di Istana Negara, Jakarta, Kamis (5/11/2015). Foto: RAKA DENNY/JAWAPOS

Karirnya terus meroket sebagai tentara. Malahayati juga pernah menjadi anggota badan intelijen istana di Kesultanan Aceh pada masa Sultan Iskandar Muda.

Dalam perkembangannya, dia memilih mundur dari intelijen karena ingin ikut menghadapi Portugis di Selat Malaka. Karir militer itu pula yang menjadikan dia bersuami seorang laksamana.

Namun, sang suami wafat saat berperang melawan Portugis. Malahayati yang terpukul atas kematian suaminya mendapatkan ide untuk melampiaskan kekecewaan.

”Dia mengumpulkan 2.000 inong bale, janda-janda, untuk ikut berperang melawan Portugis di Malaka,” lanjutnya.

Pada 1606 Malahayati bersama Darmawangsa Tun Pangkat (Sultan Iskandar Muda) akhirnya berhasil mengalahkan armada laut Portugis.

Pasukan inong bale itu juga menjadi salah satu resimen tempur yang ditakuti di Selat Malaka. Misi mereka hanya satu, yakni melindungi Kesultanan Aceh dari serangan negara luar.

Hasilnya terlihat. Negara-negara luar tidak mampu menembus ketatnya penjagaan di perairan Aceh.

Termasuk Cornelis de Houtman, penjelajah Belanda yang menemukan jalur laut baru dari Eropa ke Indonesia, tidak berkutik ketika hendak masuk ke Aceh.

Cornelis de Houtman, penjelajah Belanda, akhirnya terbunuh di tangan Malahayati. Dalam sebuah pertarungan satu lawan satu.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News