Malaysia Tampung 1.336 WNI di Tempat Ini, Bagaimana Kondisinya?

Malaysia Tampung 1.336 WNI di Tempat Ini, Bagaimana Kondisinya?
Kondisi fasilitas Pangsapuri Sri Ayu, yang disediakan pemerintah Negara Bagian Selangor melalui Perbadanan Kemajuan Negeri Selangor (PKNS) untuk para pekerja migran dari berbagai negara, di Bandar Baru Bangi, Selangor, Rabu (29/6/2022). Foto: ANTARA/Virna P Setyorini

jpnn.com, SELANGOR - Sebanyak 1.336 pekerja migran Indonesia (PMI) tercatat mendiami fasilitas tempat tinggal di Pangsapuri Sri Ayu yang disediakan pemerintah Negara Bagian Selangor melalui Perbadanan Kemajuan Negeri Selangor (PKNS).

Pengurus Besar Kanan Petakbiran PKNS Pangsapuri Sri Ayu Saharom Mohni kepada sejumlah wartawan yang mengikuti program Lawatan Setia Kawan Delegasi Media Indonesia ke Malaysia di Selangor, Rabu, mengatakan fasilitas Pangsapuri Sri Ayu merupakan tempat tinggal khusus yang dibangun untuk tenaga kerja migran di Malaysia.

Fasilitas tersebut, menurut dia, memang khusus disediakan untuk para pekerja perempuan dari berbagai negara, yang dibiayai oleh perusahaan yang mempekerjakan mereka.

Ada 15 perusahaan, mulai dari Sony hingga Hitachi, yang menempatkan tenaga kerja mereka di sana. Dan yang paling banyak, kata Saharom, berasal dari Indonesia yang mencapai 1.336 orang.

Total terdapat tujuh blok, 390 unit berukuran 650 kaki persegi, serta ada tiga kamar tidur dan dua kamar mandi di Pangsapuri Sri Ayu, yang terletak di Bandar Baru Bangi, Selangor, tersebut.

Salah seorang PMI yang tinggal di fasilitas tersebut adalah Arinina (33 tahun), yang bekerja di salah satu perusahaan elektronik asal Jepang, Sony.

Arinina, yang punya nama panggilan Nina, mengaku sudah 11 tahun tinggal di Pangsapuri Sri Ayu. Ia bersama lima pekerja lainnya tinggal di salah satu unit di sana.

PMI asal Kediri, Jawa Timur, itu mengaku nyaman tinggal di fasilitas itu, dan hanya membayar 10 ringgit Malaysia (RM) atau sekitar Rp33.760 per bulan yang dipotong dari gaji yang diterimanya dari Sony.

Ada 15 perusahaan, mulai dari Sony hingga Hitachi, yang menempatkan tenaga kerja mereka di sana. Dan yang paling banyak, kata Saharom, berasal dari Indonesia

Sumber Antara

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News