Mantan Pimpinan Pakat Beusare Resmi Ditahan Polisi

jpnn.com, MEULABOH - Polres Aceh Barat menangkap dua mantan pimpinan Perusahaan Daerah (PD) Pakat Beusare, karena terjerat tindak pidana korupsi yang menyebabkan kerugian negara senilai Rp 1,7 miliar.
Kapolres Aceh Barat, AKBP Bobby Aria Prakasa, menjelaskan tersangka berinisial SS merupakan Direktur Utama Pakat Beusare tahun 2006-2008. Sementara tersangka lainnya RA, Direktur Administrasi dan Keuangan Pakat Beusare 2003 – 2008.
Keduanya, kata Bobby, dibekuk unit tipikor pada Jumat (12/10). Setelah penyidik berhasil merampungkan sejumlah bukti dan keterangan dari saksi.
“Terpaksa ditahan, biar lebih mudah proses pemeriksaan yang disedang fokus dilakukan penyidik,” jelasnya, Selasa (16/10).
Penangkapan keduanya, dilakukan secara terpisah dalam kecamatan Johan Pahlawan, SS diamankan dari rumahnya di Desa Gampa dan RA di rumahnya di Desa Ujong Kalak.
“Pengembangan kasus terus dilakukan. Ya, tidak tertutup kemungkinan, bisa bertambah tersangka maupun tidak,” sebutnya.
Sebagai perusahaan daerah, Pakat Beusare memperoleh penyertaan modal dari Pemerintahan Kabupaten Aceh Barat, melalui dana APBD Tahun 2006 senilai Rp2,5 miliar. Namun dalam kenyataannya, modal usaha ini malah digunakan untuk kepentingan bisnis pribadi.
“Ini jelas tindakan penyalahgunaan wewenang, karena dana dialokasikan untuk modal usaha kelompok, malah dipakai untuk kepentingan bisnis pribadi,” tegas Bobby.
Polres Aceh Barat menangkap dua mantan pimpinan Perusahaan Daerah (PD) Pakat Beusare, karena terjerat korupsi yang menyebabkan kerugian negara senilai Rp 1,7 M.
- Usut Kasus Dugaan Korupsi di Dinas PU Mempawah, KPK Sudah Tetapkan 3 Tersangka
- Ray Rangkuti Kritik Kinerja KPK, Kasus Hasto Dikejar, Tetapi Bobby Diundang Koordinasi
- Polda Riau akan Tetapkan Tersangka Kasus SPPD Fiktif yang Rugikan Negara Ratusan Miliar
- KPK Periksa 3 Saksi Lagi untuk Kasus Cuci Uang Andhi Pramono
- Usut Korupsi Tol Trans-Sumatera, KPK Periksa Petinggi PT Indonesia Infrastructure Finance
- KPK Periksa Eks Dirut Telkomsigma Terkait Dugaan Korupsi Rp280 Miliar