Marak Kasus Human Trafficking, Kepala BP2MI dan Pemuda NTT Sepakati Hal Ini

Marak Kasus Human Trafficking, Kepala BP2MI dan Pemuda NTT Sepakati Hal Ini
acara diskusi publik Komunitas Literasi Nusantara (KLN) dengan tema "Solusi Jangka Panjang Perlindungan dan Penegakkan Hukum Terhadap Korban Human Trafficking di NTT" yang diselenggarakan secara hybrid pada Minggu (25/6) kemarin. Foto: dokumentasi pribadi

Beberapa waktu lalu BP2MI berhasil mengamankan 161 orang ibu-ibu di Bekasi yang hampir diberangkatkan ke Timur Tengah secara ilegal.

Senada dengan Benny, pengusaha, penulis, dan pemerhati ketenagakerjaan Fransiscus Go menjelaskan bahwa pentingnya peran pemerintah daerah untuk menekan angka kriminal TPPO.

Sebagai putra daerah NTT, Fransiscus Go mengaku prihatin lantaran daerahnya termasuk provinsi yang menjadi salah satu wilayah terbesar penyalur PMI ilegal.

"Yang perlu ditelusuri adalah akar masalah dari TPPO ini apa, misalnya rendahnya pendidikan, melonjaknya angka kemiskinan, dan sulitnya lapangan pekerjaan. Jika negara bisa menjawab ketiga akar masalah itu, tentu menjadi PMI bukan sebagai pilihan utama warga Indonesia,” tutur dia.

Lebih lanjut, Frans menuturkan sejumlah solusi dapat dilakukan untuk memberantas praktek TPPO tersebut.

Memberantas mafia TPPO, kata dia, tidak akan sulit jika ada keinginan kuat dan keseriusan dari petinggi negara serta aparat penegak hukum dan semua stakeholders.

"Perlu meningkatkan pendidikan dan kesadaran masyarakat, lapangan pekerjaan dibuka seluas mungkin, pengetatan regulasi, menjalin kerjasama dengan swasta dan optimalisasi teknologi informasi," ujarnya

Sementara itu, penggiat media Maria Goreti Ana Kaka menjelaskan media memiliki peran penting dalam menyebarkan informasi berkaitan dengan TPPO atau penyaluran PMI ilegal yang kerap dilakukan masyarakat pinggiran atau warga dengan pengetahuan rendah.

Benny Rhamdani mengatakan kejahatan tindak pidana perdagangan orang (TPPO) yang kerap menimpa warga Indonesia harus terus dilawan.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News