Mbak Titik Punya 10 Anak Buah Nakal, Pijat Plus Tarif...

Mbak Titik Punya 10 Anak Buah Nakal, Pijat Plus Tarif...
Titik,42, pengelola Pitrad Jalan Manyar Surabaya sekaligus sebagai mucikari. Foto: Satria Nugraha/Radar Surabaya

jpnn.com - SURABAYA - Namanya Titik, 42. Dia warga Surabaya Timur, yang bekerja sebagai bos terapis di panti pijat.  Tapi dia nyambi menjadi muncikari. Akibatnya janda dua anak ini harus berurusan dengan polisi. Dia ditangkap di tempat kerjanya di panti pijat urat (Pitrad) Jalan Manyar, Surabaya. 

Kasatreskrim Polrestabes Surabaya, Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Shinto Silitonga menjelaskan dalam menjalankan aksinya, tersangka yang sudah menjadi terapis senior ini 10 anak buahnya untuk melayani tamu yang menginginkan layanan plus-plus. 

Biasanya Titik mematok harga Rp 300 ribu untuk sekali kencan. “Setelah itu, dia meminta bagian sebesar 50 persen dari pembayaran yang diperoleh anak buahnya tersebut,” ungkapnya, seperti diberitakan Radar Surabaya (Jawa Pos Group) hari ini.

Padahal, menurut Shinto jika pelanggan hanya melayani pijat biasa, tarif yang diterapkan panti pijat itu hanya Rp 100 ribu. Uang yang diperoleh anak buahnya itu juga dibagi menjadi dua dengan tersangka. Biasanya, pelanggan ditawari hubungan badan setelah proses pemijatan akan selesai. 

“Jika pelanggan bersedia, maka pelanggan cukup membayar uang tambahan Rp 200 ribu saja,” lanjut Shinto.

Menurut Shinto kasus ini terungkap setelah polisi mendapat laporan dari salah satu anak buah tersangka yang merasa keberatan dengan bagi hasil yang diterapkan oleh tersangka, khususnya tarif untuk hubungan badan tersebut. 

Saat diperiksa, Titik mengaku sudah lima bulan menjadi mucikari di tempat pijat itu. Hal itu ia lakukan lantaran penghasilannya terus menurun beberapa bulan terakhir. Setelah dia dipercaya untuk mengelola tempat pijat itu, dia menyalahgunakan tempat tersebut sebagai tempat prostitusi terselubung. “Hasilnya lumayan, bisa dua kali lipat,” ungkapnya. 

Janda ini juga membantah jika ada anak buahnya yang merasa keberatan dengan tarif yang ia terapkan. Sebab anak buahnya merasa senang dengan bisnis prostitusi yang ia jalankan.

SURABAYA - Namanya Titik, 42. Dia warga Surabaya Timur, yang bekerja sebagai bos terapis di panti pijat.  Tapi dia nyambi menjadi muncikari.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News