Mega for President

Oleh: Dhimam Abror Djuraid

Mega for President
Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri berpidato pada perayaan HUT ke-50 PDIP di JIExpo, Kemayoran, Jakarta Pusat, Selasa (10/1). Foto : Ricardo

Di tengah kegalauan yang rumit itu tiba-tiba muncul wacana untuk mengajukan Megawati sebagai calon presiden.

Wacana itu menggelinding beberapa hari terakhir dan mendapat respons beragam dari banyak kalangan.

Pendukung gagasan itu menganggap wacana itu wajar karena bagaimanapun Mega mempunyai hak demokratis sebagai warga negara untuk dicalonkan sebagai presiden.

Bagi yang tidak mendukung, gagasan itu dianggap sebagai kemunduran dan keputusasaan.

Ada cerita mengenai monyet menimbang roti yang sering diceritakan di kelas taman kanak-kanak.

Alkisah, seekor  monyet menimbang sepotong roti untuk dibagi rata kepada dua temannya.

Si monyet membelah roti menadi dua potong dan meletakkannya di sebuah timbangan.

Ketika timbangan miring ke kiri, dia gigit roti di sebelah kiri.

Memilih Mega sebagai calon presiden adalah hak preogratif yang tiketnya dikantongi sendiri oleh Megawati.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News