Menangkan Simpati Berkat Kekuatan Pribadi

Setelah Tiada, Chavez Terus Dikenang Sejarah

Menangkan Simpati Berkat Kekuatan Pribadi
Seorang anak kecil memegang lilin di depan poster Presiden Venezuela Hugo Chavez yang dipajang di Bundaran HI, Jakarta, Rabu (6/4) malam. Foto: Ade Sinuadji/JPNN
Tetapi, di Amerika Latin atau Amerika Selatan, dia justru menjadi inspirasi bagi kelahiran para pemimpin kiri, seperti Evo Morales di Bolivia dan Rafael Correa di Ekuador. Para pemimpin di Brazil dan Argentina juga diuntungkan oleh sikap percaya diri dan solidaritas regional yang dibangun Chavez.

 

Chavez tak hanya menangguk simpati dari Amerika Latin. Dia juga mendapatkan apresiasi dari "musuh-musuhnya" di dunia internasional. Sebagai misal, tokoh yang dua kali bercerai itu mengirimkan "bantuan kemanusiaan" berupa bahan bakar dengan harga diskon ke wilayah kekurangan Bronx, New York, pada 2005. Chavez pun menandatangani kesepakatan dengan pemerintah Inggris pada 2007 untuk menyuplai bahan bakar murah bagi bus yang melayani seperempat juta warga miskin di London.

 

Chavez pun selalu berempati kepada rezim-rezim yang bermusuhan dengan Barat, seperti Iran dan Syria. Bahkan, dia terus bertahan mendukung (mantan) penguasa Libya Muammar Khadafi hingga nyawanya berakhir di tangan para pejuang oposisi. (CNN/cak/dwi)

CARACAS - Presiden Venezuela Hugo Chavez, 58, akan selalu diingat dalam sejarah. Setelah berjuang melawan kanker yang dideritanya, tokoh kharismatik


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News