Mencoba Berpikir Lebih Tenang

Mencoba Berpikir Lebih Tenang
Foto: Dok.JPNN
Coba tolong pemberitaan media itu lebih terukur. Contoh saja, pernah ada kasus pembakaran di NTB yang disebutkan kelompok garis keras, Pondok Pesantren Umar Bin Khotob. Itu ternyata bukan Pondok Pesantren, tapi diberitakan bahwa itu adalah Pondok Pesantren.

Baru-baru ini juga begitu, konflik di Sampang. Yang dibakar itu bukan Pondok Pesantren, tapi rumah. Itu juga belum tentu Syiah dan Sunni. Berdasarkan informasi yang saya terima, itu hanya konflik keluarga dan diawali dari masalah perebutan perempuan. Jadi, media dan masyarakat harus lebih cerdas dalam memahami masalah. Karena yang kena imbasnya bukan masyarakat, tapi justru Islamnya. Kan seharusnya tidak boleh seperti itu.


Bagaimana dengan masalah GKI Yasmin, kabarnya pemda menghambat pembangunan rumah ibadah?

Kalau gereja Yasmin itu karena soal perizinan, yakni soal pengurusan surat Izin Mendirikan Bangunan (IMB). Bukan soal agama. Itu sebenarnya perseteruan antara panitia pembangunan gereja dengan Walikota. Salah satu ketentuan mendirikan sesuatu, pasti kan harus ada izin dari tetangga.

Jadi begini, panitia pembangunan gereka itu  kan pernah dapat izin, tapi kemudian dicabut. Begitu dicabut, masuk proses pengadilan hingga sampai ke Mahkamah Agung. Saya tidak tahu persis juga. Tapi yang saya dengar, ada pemalsuan tanda tangan masyarakat sekitar, sehingga izinnya ditarik lagi. Kata panitia gereja, walikota tidak melaksanakan perintah hukum. Kata walikota, dia sudah melaksanakan keputusan MA dan memberi izin. Tapi karena di tengah jalan ada pemalsuan , ya ditarik lagi.

RANGKAIAN konflik berbau sensitif sepertinya tak pernah putus di negeri ini. Masalah Gereja Kristen Indonesia (GKI) Taman Yasmin di Bogor hingga

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News