Mengenang Ratna Sarumpaet, Setuju 3 Oktober Hari Antihoaks?
jpnn.com, JAKARTA - Pengakuan Ratna Sarumpaet bahwa dirinya berbohong terkait mukanya yang lebam-lebam bisa dijadikan pelajaran penting bagi publik terhadap bahaya hoaks.
Belajar dari kasus itu, Wasekjen DPP PPP Achmad Baidowi mengusulkan 3 Oktober sebagai hari Antihoaks nasional. Sebab pada tanggal itu terbongkarnya skenario kebohongan yang dirancang oleh aktivis perempuan tersebut.
Menurut Baidowi, saat ini Indonesia tengah berduka dengan adanya bencana gempa bumi disertai tsunami di Kota Palu, Donggala, Sigi, Parigi Moutong (Sulawesi Tengah).
Masyarakat warga tengah membutuhkan uluran tangan. Ironisnya di tengah kondisi berduka itu Ratna Sarumpaet membuat gaduh dengan kebohongannya.
"Ironisnya pengakuan bohong Ratna Sarumpaet sempat dianggap sebagai sebuah kebenaran oleh elite politik seberang," ujar pria yang biasa disapa Awiek tersebut dalam keterangan tertulisnya, Kamis (4/10).
Tragisnya, kata pria yang pernah jadi wartawan itu, pengakuan Ratna Sarumpaet justru dijadikan akrobat politik untuk menghantam kubu rivalnya di Pilpres 2019. Akan tetapi pertunjukan politik yang barbar menunjukkan sebuah yang tidak etis dan jauh dari beradab.
"Padahal kita sedang membangun iklim politik yang kondusif, beretika dan beradab. Masyarakat Indonesia menjadi korban pembohongan Ratna Sarumpaet," sebut Aweik.
BACA JUGA: Ratna Sarumpaet Bohong, Simak nih Komentar Prabowo
Muncul usulan 3 Oktober menjadi hari Antihoaks karena pada tanggal tersebut Ratna Sarumpaet mengaku telah berbohong.
- Polisi Diminta Sikat Penyebar Hoaks soal Harga LPG 3 Kg di Kendal
- Memerangi Berita Hoaks di Internet, Mahasiswa Diminta Memperbanyak Konten Positif
- Kenali Hoaks dan Misinformasi, Jangan Ditelan Mentah-Mentah
- Kecerdasan Buatan Makin Canggih, Masyarakat Diminta Waspada
- Ulama Banten Ajak Masyarakat Jangan Terpecah Belah karena Beda Pilihan
- Polda Jateng Imbau Masyarakat Mewaspadai Hoaks Seusai Pencoblosan