Meredam Anomali Harga, Kementan Dorong Industri Pakan Ternak Serap Jagung Petani

Meredam Anomali Harga, Kementan Dorong Industri Pakan Ternak Serap Jagung Petani
Kementan mendorong pelaku usaha jagung, peternak mandiri dan industri pakan ternak untuk mengakses jagung yang sedang panen. Foto: Kementan.

"Sebab, dinamika harga jagung tidak terjadi di semua daerah, kita sudah petakan daerah-daerah sentra panen jagung,” ujarnya.

Suwandi menyatakan upaya dalam upaya meningkatkan hasil panen menstabilkan harga jagung yakni dengan mengoptimalkan aspek hilir yakni penanganan pascapanen, yaitu alat panen, dryer (pengering) dan silo.

Penyiapan aspek hilir ini tentunya tidak hanya dilakukan Kementan, namun dari petani jagung dan industri pakan, dan peternak mandiri dengan membangun pola kemitraan.

Selain itu yang harus dibenahi adalah sistem logistiknya karena sentra-sentra produksi tidak bersinergi dengan sentra industri pakan ternak.

"Sentra indusrti pakannya ada di sini, sementara yang panen kebanyakan di NTB, Sulawesi Tenggara dan di luar Jawa lainnya," terangnya.

Direktur Serealia Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Ismail Wahab menambahkan kebutuhan jagung per bulan mencapai 1,5 juta ton. Dari produksi jagung Januari-Juni, stok jagung nasional masih aman dalam mememuhi kebutuhan tersebut.

"Estimasi harga untuk bulan Mei-Juni harga akan turun," katanya.

Menurutnya, kenaikan harga saat ini memang tidak secara langsung disebabkan karena kenaikan harga jagung internasional.

Kementan mendorong pelaku usaha jagung, peternak mandiri dan industri pakan ternak untuk mengakses jagung yang sedang panen. Ini langkah meredam anomali harga.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News