Minim, Konsumsi Baja Nasional

Minim, Konsumsi Baja Nasional
Minim, Konsumsi Baja Nasional
Dirut PT Krakatau Steel itu mengatakan, kurang adanya kesamaan persepsi menyebabkan ketergantungan terhadap bahan baku impor masih tinggi. Padahal dari sisi konsumsi, pada akhir tahun 2008 nanti terjadi peningkatan konsumsi baja sebanyak 10 juta ton, atau naik dibanding konsumsi tahun 2007 sebanyak tujuh juta ton. “Jangan sampai potensi konsumsi yang besar hilang begitu saja karena saat ini impor baja masih sangat tinggi, dibanding produksi,” ungkapnya.

Mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS), selama Januari-Juni 2008, impor baja nasional melonjak sekitar 30 persen dari 4,54 juta ton pada periode sama tahun lalu menjadi 5,88 juta ton. Sementara volume produksi baja domestik hanya sekitar dua 2 juta ton. Tingkat produksi itu boleh dikatakan stagnan dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. “Kondisi ini pada akhirnya menciptakan jurang kesenjangan yang semakin lebar terhadap konsumsi sehingga memicu impor besar-besaran,” tuturnya.

Terpisah, Wakil Ketua IISA, Irvan Kamal Hakim, menjelaskan pihaknya juga harus mengawasi masuknya baja impor ilegal yang tidak membayar bea masuk (BM). Dari beberapa tempat, importir memanfaatkan celah aturan antidumping. Jika hal ini dibiarkan, menurut Irvan, hal itu akan mengganggu pasar baja di dalam negeri. “Banyak industri yang kolaps karena ketergantungan terhadap baja impor sangat tinggi. Itu lambat laun harus dikurangi dengan mengkonsumsi baja nasional yang semakin kompetitif,” jelasnya. (wir/bas)

JAKARTA – Potensi pasar baja nasional masih sangat besar karena konsumsinya baru 30 kilogram perkapita.  Angka itu masih jauh dibawah


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News