Misteri Cap Jempol di 400 Ribu Amplop Serangan Fajar Pak Bowo
Bowo disangka menerima suap dan gratifikasi sebesar Rp 8 miliar. Sebagian suap, yakni sebesar Rp 1,5 miliar, sejauh ini diduga bersumber dari PT Humpuss Transportasi Kimia (HTK) yang merupakan rekanan pengapalan PT Pupuk Indonesia. KPK sudah mengetahui sumber duit lain dalam suap dan gratifikasi itu, yakni sebesar Rp 6,5 miliar. Namun, informasi itu masih terus didalami.
Selain melakukan pengecekan amplop, KPK juga telah melakukan penggeledahan di sejumlah lokasi pada Sabtu (30/3). Diantaranya, di kantor PT Inersia (milik Bowo), di rumah pribadi Bowo di Pasar Minggu, kantor PT Pupuk Indonesia di gedung Pusri, kantor PT HTk di gedung Granadi dan ruang kerja Bowo nomor 1321 di kompleks DPR di Senayan.
KPK juga mulai memeriksa para tersangka untuk kepentingan penyidikan. Salah satu tersangka yang diperiksa kemarin (2/4) adalah Bowo. KPK melakukan pengambilan sampel suara Bowo yang akan digunakan untuk mendalami dugaan percakapan lewat sambungan telepon atau pertemuan-pertemuan yang berkaitan dengan perkara. (tyo)
KPK akan membuka seluruh amplop yang diduga akan dipakai Bowo Sidik Pangarso untuk melakukan serangan fajar.
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Di Bawah Kepemimpinan Febrie, Jampidsus Tetapkan Suami Sandra Dewi Tersangka Korupsi
- Antisipasi Serangan Fajar, Bawaslu Siapkan Patroli Pengawasan
- Cegah Politik Uang, Bawaslu DKI Jakarta Gelar Patroli di Masa Tenang
- Kades Mau Pakai Dana Desa demi Capres? Jago di Pilpres Keok, Akibatnya Masuk Penjara
- Begini Pesan UAS Jika Ada Serangan Fajar Pada Pemilu 2024
- Dicegah KPK, Febri Diansyah Singgung soal Profesionalitas dan Iktikad Baik Advokat