Nabi Ayyub pun Melakukan Social Distancing

Oleh: Ustaz A. Faisal

Nabi Ayyub pun Melakukan Social Distancing
Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta. Foto: M. Kusdharmadi/JPNN.com

jpnn.com, DEPOK - Nabi Ayyub AS merupakan orang pilihan Allah, selain Sulaiman, yang memiliki harta kekayaan berlimpah ruah.

Syekh Muhammad Ali Thoha Ad-Durroh dalam tafsirnya menukil pendapat Ibnu Abbas menjelaskan bahwa salah satu kepribadian yang menonjol dari kisah Nabi Ayyub AS, di samping kesalehan sosialnya, adalah konsistensinya dalam kesabaran dan pertaubatan pada Allah dalam berbagai kondisi.

Oleh karena itu ia diberi nama Ayyub. Gambaran dari seorang spiritualis penyuka taubat (Syekh Muhammad Ali Toha Ad Durroh, Tafsir al-Quran al-Karim wa i’robuhu wa bayanuhu, Beirut: Dar Ibn Katheer).

Ali Thoha Ad Durroh menggambarkan betapa Ayyub adalah salah satu miliarder di masanya. Dalam riwayat yang lain Ibnu Katsir merinci betapa aset yang dimiliki Nabi Ayyub memang teramat banyak. Baik aset bergerak maupun aset tak bergerak, seperti binatang tunggangan, ternak, kebun, tanah dan rumah. Ia juga memiliki istri dan keturunan yang baik.

Ayyub juga seorang penderma. Ad Durroh menjelaskan bahwa Ayyub punya semacam panti asuhan yang menampung anak yatim, orang miskin dan dalam beberapa riwayat juga menampung para Duda. Jadi ia tak hanya kaya raya, lebih dari itu ia adalah seseorang dengan kepedulian sosial yang tinggi. Pendek kata, Ayyub adalah gambaran life goal sebenar-benarnya. Kaya raya, berkesalehan sosial, penderma dan memiliki keluarga yang lengkap nan bahagia.

Namun hal itu tak berlangsung lama. Gelombang ujian besar datang menimpa. Harta kekayaannya sedikit demi sedikit hilang. Hewan peliharaan mati. Kediamannya terbakar. Bahkan putranya satu per satu meninggal. Dengan sekejap ia collaps. Bangkrut. Semua asetnya hilang. Tak hanya itu Ia bahkan didiagnosa menderita lepra.

Ada penggalan penjelasan menarik dari Ibnu Katsir mengenai ujian penyakit lepra yang diderita oleh Nabi Ayyub. Penggalan mengenai bagaimana Nabi Ayyub menerapkan social distancing yang sepertinya relevan kita jadikan ibrah di masa-masa pandemi global akibat COVID-19 saat ini.

Ia menjelaskan bahwasannya Ibnu Hatim meriwayatkan dari Abdullah bin Ubaid bin Umair, yang berkata bahwa Ayyub mempunyai dua orang saudara. Suatu hari keduanya menengok Nabi Ayyub, tetapi mereka berdua tak berani mendekat. Mereka mengambil jarak dari Nabi Ayyub. Hal tersebut dikarenakan selain baunya yang tak sedap keduanya juga takut tertular penyakitnya.

Penggalan cerita Nabi Ayyub menerapkan social distancing, sepertinya relevan di masa wabah corona saat ini.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News