Nasionalisme Sayur Salju

Nasionalisme Sayur Salju
Dahlan Iskan.

Tidak busuk. Maklum, udara di dapur lebih dingin dari kulkas.

Selama tiga bulan, makanan di rumah hanya kentang dan kubis panjang. Itu pun harus sedikit-sedikit. Agar cukup untuk tiga bulan.

Kini sayur apa pun melimpah sepanjang tahun. Di musim salju sekali pun. Panen sayur jalan terus. Bangunan green house-nya dilengkapi pengatur suhu.

Kisah hanya ada kubis panjang sudah terlupakan.

Maka ketika Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengumumkan perang dagangnya, Tiongkok bergeming. Hari itu juga membalas: mengenakan bea masuk hasil pertanian Amerika sebesar 25 persen. Tiongkok begitu pede.

Minggu lalu perwakilan petani di Amerika sangat sibuk. Melakukan rapat-rapat koordinasi. Bagaimana menghadapi perlawanan Tiongkok itu.

Sepertiga hasil panen kedelai Amerika dibeli Tiongkok. Untuk ?? (soy milk). Susu kedelai. Enak diminum. Panas-panas. Sebagai teman makan ?? (youtiao). Di sini disebut cakue.

Itulah minuman yang lebih wajib di Tiongkok. Bukan kopi.

Ketika Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengumumkan perang dagangnya, Tiongkok bergeming. Hari itu juga Tiongkol membalas.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News