Ningsih Tak Terima Anaknya Ditahan Polisi, Dituduh Terlibat Pengeroyokan, Brigjen Rudi Turun Tangan

Ningsih Tak Terima Anaknya Ditahan Polisi, Dituduh Terlibat Pengeroyokan, Brigjen Rudi Turun Tangan
Tiga orang ibu rumah tangga warga Kota Palembang mengadu ke Bidang Propam Polda Sumsel anak-anak mereka sudah menjadi korban diduga salah tangkap, Senin (22/11). Foto: ANTARA/M Riezko Bima Elko P/21

Penangkapan itu terjadi, katanya, berselang tiga hari setelah kejadian pengeroyokan. Personel Polrestabes Palembang mendatangi rumah mereka masing-masing.

Polisi menjelaskan anak-anak tersebut dipanggil untuk dimintai keterangan di Maporestabes Palembang.

Namun, karena merasa tidak bersalah, pihak keluarga pun mengizinkan anaknya dibawa polisi.

“Kami selaku keluarga mengizinkan anak-anak itu ikut dibawa polisi, karena kami merasa mereka tidak bersalah,” ujarnya.

Namun, ujarnya lagi, yang mengejutkan bagi mereka setelah mengetahui personel yang membawa anak-anaknya tersebut melakukan kekerasan selepas dari penjemputan dari rumah.

Hal tersebut diyakininya dengan bermodalkan video rekaman yang memperlihatkan anak itu diproses petugas. Mereka menyakini adanya kekerasan itu supaya anak-anak itu mengaku bersalah sebelum sampai ke Mapolrestabes Palembang.

“Awalnya positif saja kalau memang benar bersalah ya kami terima risikonya berarti anak kami menjalani hukuman dan wajar. Tetapi ternyata setelah tahu anak kami dibawa ke kuburan Cina dan di-BAP di sana dan dipaksa mengaku sudah melakukan pengeroyokan. Kami tidak terima, pak,” katanya.

Video yang memperlihatkan tindakan kekerasan tersebut diunggah ke media sosial platfom TikTok oleh salah satu aparat yang melakukan penangkapan.

Tiga orang ibu rumah tangga mengadu ke propam karena anak-anak mereka sudah menjadi korban diduga salah tangkap atas kasus pengeroyokan.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News