Nunut Besar

Oleh: Dahlan Iskan

Nunut Besar
Dahlan Iskan (Disway). Foto: Ricardo/JPNN.com

Itu disampaikan dalam forum cangkruan pertamanya dengan wartawan di lapangan tembak itu.

"'Isi'website Kodam Brawijaya jangan melulu wajah Pangdamnya. Seminggu pertama ok. Biar kenal dulu. Setelah itu harus lebih banyak menampilkan wajah Babinsa. Atau Danramil. Dandim," ujarnya.

Babinsa adalah bintara pembina desa. Di satu desa ditempatkan satu bintara.

Jabatan Babinsa memang sempat tidak populer. Di zaman Orde Baru, Babinsa jadi alat untuk memenangkan Golkar.

Setelah reformasi, urgensi Babinsa dipersoalkan. Dianggap bisa mengganggu demokrasi. Pun Koramil dan Kodim. Banyak yang minta agar dilikuidasi.

Suara seperti itu tidak terdengar lagi 10 tahun terakhir. Bahkan nama TNI kian harum: sebagai lembaga yang bisa dipercaya dalam membela masyarakat.

"Saya yakin banyak Babinsa atau Danramil yang berprestasi. Prestasi itu harus ditampilkan di publikasi Kodam," ujar Farid. "Apalagi sekarang ini lagi digalakkan program baru: Babinsa masuk dapur," katanya.

Babinsa masuk dapur adalah simbolis: agar Babinsa memonitor kondisi bahan makanan rakyat miskin. Yang sampai banyak terjadi kasus kekurangan gizi pada anak.

Hari itu saya berdiri di jeep pemburu di Tambling. Di sebelah saya berdiri Tomy Winata. Ia lagi memegang senjata laras panjang. Lalu...

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News