Obama Pimpin Penghormatan Terakhir
Sebelum Menembak, Pelaku Dicegat Polisi
Jumat, 14 Januari 2011 – 23:18 WIB
TUCSON - Sedikitnya 14.000 orang memadati gedung basket University of Arizona Rabu siang waktu setempat (12/1). Bersama Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama dan Ibu Negara Michelle Obama, mereka memberikan penghormatan terakhir kepada enam korban insiden penembakan di Kota Tucson, Pima County, Negara Bagian Arizona. Sementara, investigasi terhadap Jared Loughner menghasilkan fakta baru. Dalam pidatonya, Obama juga mengapresiasi keberanian beberapa warga Tucson yang sukses melumpuhkan Loughner Sabtu pagi lalu. Terutama, aksi heroik seorang warga perempuan yang nekat merebut senjata Loughner ketika beberapa pria bergelut dengan pelaku. Tapi, presiden kulit hitam pertama Negeri Paman Sam itu juga memuji dokter dan perawat yang sigap memberikan pertolongan medis kepada para korban.
"Saya yakin, kita bisa menjadi lebih baik," tandas pemimpin 49 tahun itu sebagaimana dilansir Associated Press kemarin (13/1). Didampingi sang istri, Obama menyatakan bahwa insiden maut Sabtu lalu (8/1) membuatnya sadar bahwa kejahatan tidak bisa sirna dari dunia. Tapi, menurut dia, manusia bisa meminimalkannya lewat interaksi yang baik dengan sesama.
"Daya yang menyatukan kita, jauh lebih kuat daripada daya yang memecah belah kita," lanjut bapak dua putri tersebut. Obama juga mengatakan bahwa insiden yang melukai sedikitnya 13 orang itu tidak semata-mata terjadi karena pelanggaran norma atau kondisi mental pelaku. Karena itu, dia mengimbau seluruh rakyat tetap menjunjung tinggi norma sosial agar bisa hidup dalam harmonisasi dengan sesama.
Baca Juga:
TUCSON - Sedikitnya 14.000 orang memadati gedung basket University of Arizona Rabu siang waktu setempat (12/1). Bersama Presiden Amerika Serikat
BERITA TERKAIT
- Alhamdulillah, 3 Negara Eropa Ini Akhirnya Akui Palestina
- Pesawat Singapore Airlines SQ321 Mengalami Turbulensi, 9 WN Malaysia Luka-Luka
- Prancis Dukung ICC Tangkap Pimpinan Israel dan Hamas
- Iran Mulai Menyelidiki Kecelakaan Helikopter Presiden Ebrahim Raisi
- Kematian Presiden Iran Berpotensi Menyolidkan Kubu Konservatif
- Pengadilan Kriminal Internasional: Israel dan Hamas Lakukan Kejahatan Perang