Obral Janji Referendum
Presiden Yaman yang Terdesak
Jumat, 11 Maret 2011 – 09:10 WIB

Presiden Yaman Ali Abdullah Saleh. Foto: AP Photo/Hani Mohammed
Konstitusi baru tersebut akan menciptakan rezim parlementer, yaitu pemerintah akan dipilih oleh parlemen. Pernyataan tersebut menjadi perubahan mendasar dalam sistem pemerintahan yang sudah dipertahankan oleh rezim Saleh selama 32 tahun terakhir. Namun, Saleh menyatakan, tawarannya tersebut mungkin ditolak oleh oposisi. Minggu (6/3) pihak oposisi menegaskan bahwa pintu dialog sudah tertutup dan menyerukan kepada demonstran untuk memperkuat tekanannya setelah Saleh menolak mundur tahun ini.
Baca Juga:
Dalam waktu satu jam setelah pidato presiden, seorang juru bicara oposisi di parlemen menegaskan penolakannya atas tawaran tersebut. Mohammad al-Sabri menyatakan, tawaran itu terlambat. "Usul presiden tersebut terlambat dan justru menggambarkan bahwa rezim Saleh sudah sekarat," tegas Sabri. Yaman adalah sekutu penting Amerika Serikat dalam memerangi Al Qaidah di Semenanjung Arab. Kelompok militan yang dicap teroris internasional tersebut banyak merencanakan serangan yang menarget Amerika dari wilayah Yaman.
Yaman juga bermasalah dengan kekerasan sektarian dan upaya beberapa kelompok tertentu untuk merdeka. Fakta tersebut mengganggu stabilitas keamanan dan program pembangunan di salah satu negara miskin di dunia Arab itu.
Keterlibatan Amerika Serikat di Yaman, termasuk sejumlah penasihat pasukan khusus untuk memerangi teroris, sangat bergantung pada kekuasaan Saleh karena dominasi Saleh yang naik takhta dalam sebuah kudeta militer pada 1978. Dia menjadi presiden Yaman bersatu pada 1990.
SANAA - Presiden Yaman Ali Abdullah Saleh akhirnya menurunkan posisi tawar terhadap tekanan demonstran. Dia berjanji mengubah sistem pemerintahan
BERITA TERKAIT
- Presiden Prabowo Bakal Menganugerahkan Bintang Kehormatan Kepada Bill Gates
- Balas Dendam, Pakistan Tembak Jatuh 5 Jet Tempur India
- Keluarga Diktator Filipina Ferdinand Marcos Dilaporkan Terkait Transaksi Emas 350 Ton
- Donald Trump Sebut Industri Film di AS Sekarat
- Trump Tegaskan Iran Tak Boleh Memiliki Nuklir untuk Alasan Apa pun, Pelucutan Total!
- 2 Kapal Wisata Terbalik di China, 3 Orang Tewas & 14 Hilang