Prancis Akui Pemerintahan Oposisi Libya
Jumat, 11 Maret 2011 – 06:46 WIB

Muammar Khadafi. Foto: REUTERS/Huseyin Dogan
TRIPOLI - Kubu penentang Muammar Khadafi mendapat angin segar yang cukup signifikan. Pemerintahan interim (sementara) yang mereka bentuk mendapatkan pengakuan dari Prancis. Ini adalah pengakuan perdana sebuah negara terhadap Dewan Nasional Libya (DNL), pemerintahan "darurat" yang didirikan oposisi. Pengakuan Prancis itu tak pelak meningkatkan kepercayaan diri para pejuang yang sedang melawan rezim Khadafi yang sudah berumur 40 tahun lebih tersebut. "Ini memecahkan kebekuan," ujar Mustafa Gheriani, juru bicara oposisi. "Kami berharap Italia segera mengikuti langkah pengakuan itu. Inggris juga," tambah Gheriani.
Pengakuan itu diungkapkan salah seorang pejabat Prancis kemarin. Dia mengatakan bahwa Prancis akan mengirim duta besar ke Benghazi, kota yang menjadi pusat pergerakan pejuang oposisi Libya dan siap menerima perwakilan negara Afrika Utara itu di Prancis.
Baca Juga:
Itu juga ditegaskan Ali al-Issawi, perwakilan DNL yang kemarin menemui Presiden Prancis Nicolas Sarkozi. "Prancis secara jelas telah menerima dewan transisi ini sebagai perwakilan resmi rakyat Libya," katanya. Al-Issawi juga mengatakan bahwa selama masa transisi, kedutaan Prancis akan bertempat di Benghazi, "ibu kota" pejuang oposisi. Kalau sudah stabil, pusat pemerintahan dikembalikan ke Tripoli.
Baca Juga:
TRIPOLI - Kubu penentang Muammar Khadafi mendapat angin segar yang cukup signifikan. Pemerintahan interim (sementara) yang mereka bentuk mendapatkan
BERITA TERKAIT
- Presiden Prabowo Bakal Menganugerahkan Bintang Kehormatan Kepada Bill Gates
- Balas Dendam, Pakistan Tembak Jatuh 5 Jet Tempur India
- Keluarga Diktator Filipina Ferdinand Marcos Dilaporkan Terkait Transaksi Emas 350 Ton
- Donald Trump Sebut Industri Film di AS Sekarat
- Trump Tegaskan Iran Tak Boleh Memiliki Nuklir untuk Alasan Apa pun, Pelucutan Total!
- 2 Kapal Wisata Terbalik di China, 3 Orang Tewas & 14 Hilang