Prancis Akui Pemerintahan Oposisi Libya
Jumat, 11 Maret 2011 – 06:46 WIB

Muammar Khadafi. Foto: REUTERS/Huseyin Dogan
Harapan itu bisa jadi segera terkabul. Sebab, juru bicara di Kementerian Luar Negeri Inggris juga menyiratkan tanda-tanda positif. Sebagaimana warta Reuters, dia menyatakan bahwa Inggris mungkin mengikuti langkah Prancis. Sebab, DNL dinilai sebagai juru bicara resmi bangsa Libya dan pemerintahan Khadafi pun sudah dipandang harus segera mundur.
"Inggris mengakui bangsa, bukan sekadar pemerintahan. Pemerintahan transisi itu kami anggap perwakilan resmi sebuah bangsa dan kami pun berharap bisa segera menjalin hubungan dekat dengan mereka," katanya.
Negara-negara Barat memang terus meningkatkan tekanan terhadap Libya. Jerman, misalnya, mengaku sudah membekukan aset Bank Sentral Libya dan badan-badan lain milik pemerintah. "Represi brutal terhadap gerakan kemerdekaan Libya kini tidak bisa lagi didanai dari aset yang ada di bank-bank Jerman," kata Menteri Perekonomian Rainer Bruederle.
Amerika Serikat, Inggris, Swiss, Austria, dan negara lain pun telah membekukan aset-aset Khadafi. Pembekuan aset itu memang salah satu langkah awal Barat untuk menghambat Khadafi. Dengan menyetop aliran duit, Barat berasumsi Khadafi tidak lagi bisa membiayai serangan terhadap pejuang oposisi.
TRIPOLI - Kubu penentang Muammar Khadafi mendapat angin segar yang cukup signifikan. Pemerintahan interim (sementara) yang mereka bentuk mendapatkan
BERITA TERKAIT
- Presiden Prabowo Bakal Menganugerahkan Bintang Kehormatan Kepada Bill Gates
- Balas Dendam, Pakistan Tembak Jatuh 5 Jet Tempur India
- Keluarga Diktator Filipina Ferdinand Marcos Dilaporkan Terkait Transaksi Emas 350 Ton
- Donald Trump Sebut Industri Film di AS Sekarat
- Trump Tegaskan Iran Tak Boleh Memiliki Nuklir untuk Alasan Apa pun, Pelucutan Total!
- 2 Kapal Wisata Terbalik di China, 3 Orang Tewas & 14 Hilang