Oposisi Sunyi

Dhimam Abror Djuraid

Oposisi Sunyi
Ilustrasi. Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com - Oposisi telah mati, kata Fahri Hamzah. Dia menyindir mantan partainya, PKS (Partai Keadilan Sejahtera), yang dianggapnya sudah tidak lagi bisa memerankan diri sebagai partai oposisi sepeninggalannya.

Semasa masih menjadi anggota dewan Fahri sangat terkenal dengan duetnya bersama Fadli Zon dari Gerindra, yang sangat aktif mengkritik berbagai macam kebijakan pemerintah.

Dua orang ini kompak, saling mengisi, dan punya 'chemistry' yang kuat. Dua orang ini pun dijuluki sebagai ‘’ganda putra’’ Senayan.

Kini Fahri sudah tidak ada lagi di Senayan. Tinggallah Fadli terisolasi sendirian menjadi pemain tunggal putra. Fadli bermain sendiri tanpa dukungan Partai Gerindra yang secara resmi menjadi bagian dari koalisi pendukung Jokowi.

PKS masih betah bermain di luar koalisi, tetapi tanpa Fahri PKS seperi tim bola voli yang tidak punya spiker, tukang smes yang andal.

Selama ini Fahri terkenal sebagai jago smes serbabisa dan serbaguna. Bola pendek, bola tinggi, bola tanggung, semua dia lalap dengan smes keras.

Sepeninggalan Fahri PKS sepi. Oposisi pun sepi dan senyap. Suara dari PKS nyaris tidak terdengar. Kalau pun terdengar hanya lamat-lamat saja. Kalau pun terdengar tidak digubris oleh pimpinan sidang. Kalau pun oposisi ada, tetapi keberadaannya dianggap tidak ada oleh pimpinan sidang. Interupsi dibaikan dan palu tetap diketok tanda keputusan sah.

Oposisi mati dan DPR menjadi sunyi, hening senyap disergap spiral keheningan.

Oposisi mati dan DPR menjadi sunyi, hening senyap disergap spiral keheningan. Semua harus satu suara, satu opini.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News