Orang Indonesia Sedikit Makan Telur Ayam, Kenapa?

Orang Indonesia Sedikit Makan Telur Ayam, Kenapa?
Telur Ayam Negeri. Foto : Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Konsumsi telur ayam di kalangan masyarakat Indonesia dinilai masih cukup rendah dibandingkan dengan negara tetangga.

Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat Indonesia (Pinsar) bahkan menyebutkan tidak hanya telur, tetapi konsumsi daging ayam per kapita pun masih cukup rendah ketimbang negara tetangga seperti Malaysia dan Thailand.

Ketua Bidang Kesehatan Masyarakat Veteriner Pinsar Drh. Rakhmat Nuriyanto mengatakan konsumsi daging ayam penduduk Indonesia baru sekitar 10-12 kilogram per kapita per tahun atau tidak lebih dari 1 kilogram per bulan.

"Contohnya untuk ayam pedaging baru 10-12 kilogram per kapita. Sementara di Thailand sudah 20 kilogram ke atas, Malaysia 30-40 kilogram, masyarakat Indonesia masih sepertiganya dari negara tetangga," kata dia, dalam acara diskusi daring yang dipantau di Jakarta, Selasa (2/3).

Menurut Rakhmat, rendahnya konsumsi daging dan telur ayam bukan akibat dari lemahnya daya beli masyarakat.

"Namun, dari sisi pemahaman penduduk yang belum teredukasi dengan baik," ucap dia.

Rakhmat memaparkan, saat ini harga telur ayam hanya Rp 1.300 per butir dan relatif murah. Bahkan, lanjut dia, lebih mahal dari harga sebuah kerupuk yang dijual di warung-warung, namun gizi telur jauh lebih tinggi daripada kerupuk.

"Harga kerupuk sekitar Rp 1.000-Rp 1.500 per buah, sedangkan telur yang penuh gizi kurang lebih satu butir Rp 1.300," kata Rakhmat.

Konsumsi telur dan daging ayam di Indonesia rendah dibandingkan Malaysia dan Thailan, kenapa? Simak selengkapnya.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News