Pak Moeldoko Sekarang Sibuk Urus Padi dan Sawah

Pak Moeldoko Sekarang Sibuk Urus Padi dan Sawah
Moeldoko (topi biru) saat panen raya di Dukuh Dempok, Kecamatan Wuluhan, Jember, Rabu (15/3). Foto: Istimewa

''Saya bisa pastikan bahwa dengan menanam padi ini, yang umumnya usia padi itu hanya 70 hari, di lahan-lahan yang memiliki irigasi yang bagus, bisa (setahun) empat kali panen. Karena itu, ke depan, kita tidak perlu melakukan impor. Sebab, petani akan menyediakan beras secara optimal sesuai dengan keinginan masyarakat dan pemerintah,'' ujarnya.

Jika varietas baru yang dikembangkan tersebut memang bisa memasyarakat, Moeldoko menjamin program kedaulatan pangan pemerintah bisa terwujud karena padi jenis itu cukup memiliki daya tahan terhadap hama.

''Berikutnya, memiliki daya tahan terhadap lingkungan. Tidak mudah roboh meski angin cukup kencang karena anomali cuaca. Jadi, itu cukup memberikan jaminan untuk kita,'' ujarnya.

Ketua Kelompok Tani Nelayan Andalan (KTNA) Jember Sucipto juga optimistis kualitas varietas M 400 yang dikembangkan saat ini bisa lebih bagus.

Apalagi, terbukti, panen perdana menghasilkan padi dengan kapasitas tinggi.

''Kami berharap pemerintah bisa memberi kami bantuan padi dengan varietas unggul. Salah satunya adalah varietas seperti punya Moeldoko ini, M 400,'' ujar Sucipto.

Kasub Divre Bulog Jember Khozin, Kepala Dinas Pertanian Jember Maskur, dan tokoh masyarakat lain hadir dalam panen raya padi tersebut. (jum/was/aro/c23/diq/jpnn)


Mantan Panglima TNI Jenderal (purnawirawan) Moeldoko bersama kelompok tani di Indonesia sedang mengembangkan varietas baru jenis padi. Varietas baru


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News