Pakar Hukum Sebut Kecurangan demi Prabowo-Gibran sesuai Paparan di Dirty Vote

Pakar Hukum Sebut Kecurangan demi Prabowo-Gibran sesuai Paparan di Dirty Vote
Pakar hukum tata negara Feri Amsari saat menjadi pemapar dalam film dokumenter Dirty Vote karya sutradara Dandhy Dwi Laksono yang mengungkap berbagai bentuk kecurangan di pemilu. Foto: tangkapan layar YouTube

Ketiga ahli hukum itu membeber cara-cara lancung yang terstruktur dan sistematis dalam memenangkan Prabowo-Gibran.

Upaya memenangkan pasangan capres-cawapres bernomor urut 2 di Pilpres 2024 itu diduga melibatkan para penjabat kepala daerah baik tingkat provinsi maupun kabupaten kota.

Selain itu, penggelontoran bantuan sosial atau bansos secara masif menjelang Pemilu 2024 juga dianggap sebagai bagian dari skenario Presiden Joko Widodo (Jokowi) memenangkan Prabowo - Gibran.

Pascapencoblosan Pemilu 2024, warganet dihebohkan dengan berbagai kejanggalan di aplikasi Sistem Informasi Rekapitulasi (Sirekap). Banyak data di Sirekap yang tidak sesuai dengan angka riil di formulir C1 atau hasil rekapitulasi di tingkat TPS.

Misalnya, data Sirekap menunjukkan Prabowo - Gibran memperoleh 536 suara dari TPS 004 Panyirangan, Pangarengan, Kabupaten Sampang, Jawa Timur.

Namun, formulir C1 dari TPS itu menunjukkan suara Prabowo-Gibran hanya 82.

Demikian pula dengan suara Prabowo - Gibran di Sirekap dari TPS 013 Kelurahan Kalibaru, Cilodong, Kota Depok, Jawa Barat, yang tertulis 617. Namun, suara riil Prabowo - Gibran dalam formulir C1 dari TPS itu hanya 117 suara.(mcr4/jpnn)

Yuk, Simak Juga Video ini!


Pakar hukum tata negara Feri Amsari menyatakan sejumlah praktik kecurangan dalam Pilpres 2024 sesuai dengan prediksinya di film dokumenter Dirty Vote.

Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News