Pancasila dan Perdamaian Dunia
Oleh: Surya Fermana

War on teror, Perang di Ukraina dan perang dagang adalah bagian dari reaksi kontra reaksi terhadap gerakan universalisatis liberalisme Barat.
Indonesian tidak pernah terlepas dari dampak pertarungan-pertarungan besar tersebut.
Runtuhnya Orde Lama, munculnya Orde Baru, Reformasi, maraknya terorisme dan separatisme bagian dari dampak benturan ideologi dan peradaban.
Indonesia masih bisa bertahan eksis karena Pancasila yang sudah mengakar pada bangsa Indonesia.
Hingga saat ini bangsa Indonesia masih menghadapi derasnya arus liberalisasi-hedonisme dan ideologi transnasional sebagai dampak dari globalisasi dan terbukanya ruang cyber.
Dampak buruk dari masuknya ideologi impor itu adalah menjauhkan bangsa Indonesia dari nilai Pancasila yang moderat dan terjerumus dalam sikap ekstrem.
Dalam spektrum ideologi, ada dua ekstrem yaitu Kanan (Far Right) dan Kiri (Far Left).
Ekstrem kanan sikap sangat berlebihan terhadap identitas komunal seperti ras, agama, bangsa, dan suku.
Sudah seharusnya kita memperkuat internalisasi Pancasila untuk menghadapi gejolak internasional dan domestik bahkan menjadi solusi bagi perdamaian dunia.
- Dewan Pakar BPIP Djumala: KAA, Legacy Indonesia dalam Norma Politik Internasional
- Lulusan CPNS dan PPPK 2024 Dongkrak Jumlah ASN Hingga 5,7 Juta Orang
- Dinilai Menyebarkan Pesan Perdamaian, Yenny Wahid Terima Penghargaan
- PA GMNI Dorong Etika Bernegara Berbasis Pancasila untuk Atasi Krisis Demokrasi
- Slamet Ariyadi DPR: Lemhanas Perlu Merevitalisasi Pembelajaran dan Pemahaman Ideologi Pancasila
- Pendidikan Berperan Dalam Mengaktualisasikan Nilai Pancasila di Tengah Tantangan Zaman