Para Penimbun Hand Sanitizer seharusnya Malu pada Sekumpulan Pelajar Ini

Para Penimbun Hand Sanitizer seharusnya Malu pada Sekumpulan Pelajar Ini
Pelajar membuat cairan pembersih tangan atau hand sanitizer dari alkohol dan lidah buaya (aloevera) di Laboratorium Farmasi SMK Prajnaparamita, Kota Malang. Foto: Antara/Ari Bowo Sucipto

jpnn.com, MALANG -  Para pelajar di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Prajnaparamita, Kota Malang, Jatim memproduksi cairan pembersih tangan (hand sanitizer), yang saat ini banyak diburu oleh masyarakat di kota terbesar kedua di Jawa Timur tersebut.

Kepala Jurusan Farmasi Klinis SMK Prajnaparamita Kota Malang Deniar Wulandari mengatakan bahwa pada jurusan farmasi klinis, masing-masing siswa diwajibkan untuk membuat satu produk, dan cairan pembersih tangan tersebut merupakan salah satu produk hasil buatan para siswa.

"Untuk riset kami lakukan kurang lebih selama satu minggu. Dikarenakan kami sudah pernah membuat produk serupa, kami hanya perlu menyempurnakan formulanya saja," kata Deniar, di Kota Malang, Jawa Timur, Kamis.

Deniar menjelaskan, munculnya ide untuk memproduksi cairan pembersih tangan tersebut berdasarkan informasi dari salah satu siswa yang bekerja sambilan di salah satu apotek yang ada di Kota Malang, Jawa Timur.

Siswa tersebut, lanjut Deniar, menceritakan bahwa produk cairan pembersih tangan mulai sulit didapatkan pada apotek tempat dia bekerja.

Berangkat dari situ, sebanyak 32 orang siswa di SMK Prajnaparamita tersebut mulai memproduksi cairan pembersih tangan itu.

Sebagai catatan, sejak Presiden Joko Widodo mengumumkan dua orang warga Depok, Jawa Barat, positif terjangkit COVID-19, produk cairan pembersih tangan dan masker banyak diserbu masyarakat, termasuk di Kota Malang.

"Kami menggunakan alkohol 96 persen, dan ditambahkan gel lidah buaya, serta gliserin agar tidak kasar di tangan," kata Deniar.

Produk hand Sanitizer tersebut dijual dengan harga Rp13 ribu per botol untuk penggunaan pribadi.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News