Pekerja Lepasan di Australia Sedang Diusahakan Agar Bisa Jadi Pekerja Tetap
Dalam hal ini, mereka masih dapat menolak tawaran untuk bekerja penuh untuk tetap bekerja lepas.
Pemilik bisnis telah setuju untuk menawarkan pola jam kerja yang sama dengan pekerja paruh atau penuh waktu setelah 12 bulan bekerja, kecuali ada alasan kuat untuk tidak menawarkannya.
Undang-undang tersebut juga akan meluruskan sejumlah masalah yang dialami pekerja 'casual', seperti hak mendapatkan cuti sakit dan keuntungan lainnya, walaupun tetap dibayar dengan status sebagai pekerja lepas.
Pemerintah Australia khawatir putusan hukum yang sebelumnya dikeluarkan oleh Pengadilan Tinggi Negara Pusat dapat melumpuhkan keuangan banyak pemilik bisnis.
"Solusi dari aturan ini akan ... memberikan kepercayaan diri serta kepastian bagi para bisnis untuk berinvestasi, bertumbuh, dan mulai menambah karyawan," kata Christian.
"Karena mereka tidak harus membayar dua kali untuk cuti sakit. Pembayaran khusus pekerja lepas memang dibayarkan untuk menggantikan hal ini."
Photo: Jaksa Agung Christian Porter akan mengumumkan RUU tersebut minggu ini di minggu pertemuan terakhir Parlemen. (ABC News: Nick Haggarty)
Semua perubahan yang telah diajukan tersebut akan berlaku bagi karyawan yang kini tengah bekerja terhitung dari kapan mereka mulai bekerja. Ini juga akan berlaku bagi para pemberi kerja di masa depan.
Pekerja lepas di Australia mungkin akan memiliki hak dan status lebih kuat, meski tetap tidak ada jaminan mereka akan menerima tunjangan atau pendapatan selama cuti
- Dunia Hari Ini: Presiden Prancis Turun Langsung Redam Kerusuhan di Kaledonia Baru
- Dunia Hari Ini: Penumpang Singapore Airlines Pulang ke Rumah Setelah Turbulensi Maut
- Dunia Hari Ini: Perintah Penangkapan PM Israel dan Pemimpin Hamas
- Dunia Hari Ini: Presiden Iran Tewas dalam Kecelakaan Helikopter
- Di Balik Gagasan Penerbit Indie yang Semakin Berkembang di Indonesia
- Dunia Hari Ini: 26 Tahun Hilang, Pria Aljazair Ini Ditemukan di Ruang Bawah Tanah Tetangga