Pelangi Nakal

Oleh: Dahlan Iskan

Pelangi Nakal
Dahlan Iskan (Disway). Foto: Ricardo/JPNN.com

Jam sudah menunjukkan sekitar pukul 21.00. Kejar-kejaran itu, yang semula di dalam kota kecil Manggar –ibu kota kabupaten Belitong Timur– mengarah ke luar kota. Ke arah Gantung -–kampung Bu Mus dan Ahok itu. Kian gelap.

Mobil terus melaju. Menyenggol motor. Jatuh. Tidak ada korban. Lalu hampir menyenggol apa saja di sepanjang jalan. Terakhir menabrak sesuatu. Berhenti. Mobil hanya penyok bagian depan.

Sopir mobil itu, atau salah satu penumpang, membuka kaca. Ia mengayun-ayunkan klewang (pedang panjang) ke arah pengendara motor itu. Rupanya tersimpan pedang di dalam mobil tersebut.

Isi mobil itu sendiri lima orang. Satu pertemanan. Salah satunya Zulfani. Duduk di depan, sebelah sopir. Satu lagi istri terakhir Zulfani. Dua lainnya Anda sudah tahu dari media.

Merasa terancam pedang panjang, si pengejar lapor ke polisi.

Mengapa si motor mengejar Ertiga?

Si motor, tidak ada hubungan langsung dengan seisi Ertiga. Rupanya, ia dimintai tolong orang lain: Ertiga itu harus dikejar.

Di dalam mobil itu ada seorang wanita yang baru saja menipunya, lalu melarikan diri. Satu-satunya wanita di dalam mobil itu, ya, itu tadi: istri baru Zulfani.

WARTAWAN di Belitong sulit sekali bersikap: menulis atau tidak menulis soal bintang utama film Laskar Pelangi yang ditangkap polisi.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News