Pemilu Timor Leste Bangkitkan Memori Kelam Masa Penjajahan

Pemilu Timor Leste Bangkitkan Memori Kelam Masa Penjajahan
Armanda Ferriera disiksa ketika masih muda. (ABC News: Mitchell Woolnough)

"Saya senang karena sekarang kami memiliki kebebasan dan tidak takut lagi," katanya.

"Tetapi pada saat yang sama, saya merasa kasihan kepada teman-teman saya yang telah mengorbankan hidup mereka untuk negara ini."

Setelah merdeka, Timor Leste tidak menerima demokrasi begitu saja dan kehidupan politik terus berkembang dengan dinamis.

"Menang atau kalah, saya memilih Fretilin karena orang menderita dan orang mati atas nama Fretilin," kata Armanda.

Ia mengacu pada partai politik besar tertua di Timor-Leste, Front Revolusioner untuk Timor Timur Merdeka, atau yang dikenal sebagai Fretilin.

Pemimpin partai Mari Alkatiri menjadi perdana menteri pertama Timor Leste setelah bertahun-tahun diasingkan semasa pendudukan Indonesia.

Mari mengatakan ia merasa prihatin melihat keadaan bangsanya selama 21 tahun terakhir.

"Masyarakat masih hidup dalam kemiskinan," katanya.

Armanda Ferriera mengaku pernah disandera, diperkosa, dan dipukuli dengan kejam oleh pasukan Indonesia yang disebutnya menjajah Timor-Leste.

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News