Pemimpin Afrika Kecam Penggunaan Cluster Bomb
Senin, 27 Mei 2013 – 00:01 WIB

Foto: REUTERS
TOGO - Para pemimpin di negara-negara Afrika secara resmi mengecam penggunaan cluster bomb atau bom rumpun sekaligus mendesak seluruh negara di dunia agar bergabung dalam pelarangan global senjata mematikan itu. Para delegasi konferensi negara-negara Afrika di Lome, Togo yang terdiri dari 36 negara di Afrika, mengaku sangat prihatin pada berlanjutnya penggunaan bom rumpun dan bertambahnya jumlah korban termasuk perempuan dan anak-anak. Dalam hukum perang internasional, senjata berbahan nuklir, bom kimia, bom biologis termasuk cluster bom dilarang penggunaanya karena efeknya bisa merusak lingkungan, mengakibatkan korban sipil, menimbulkan penderitaan yang tidak semestinya dan berkepanjangan seperti kanker
Menurut laman VoA, Sabtu (25/5), para delegasi menyatakan bahwa 14 negara Afrika memiliki masalah penggunaan bom rumpun, termasuk yang belum meledak. Mereka mengungkapkan bom-bom tersebut terakhir digunakan tahun lalu di Sudan Selatan. Para delegasi mendesak pemerintah 12 negara Afrika yang belum bergabung dalam Konvensi Anti-Senjata Rumpun global, untuk menandatangani perjanjian itu.
Bom rumpun adalah jenis senjata yang menebar banyak bom kecil di area yang luas. Bom-bom kecil seringkali gagal meledak dan menarik perhatian anak-anak yang mengiranya sebagai mainan. Para petani yang bekerja di lahan mereka kerap cidera karena bom-bom itu.
Baca Juga:
TOGO - Para pemimpin di negara-negara Afrika secara resmi mengecam penggunaan cluster bomb atau bom rumpun sekaligus mendesak seluruh negara di dunia
BERITA TERKAIT
- Donald Trump Sebut Industri Film di AS Sekarat
- Trump Tegaskan Iran Tak Boleh Memiliki Nuklir untuk Alasan Apa pun, Pelucutan Total!
- 2 Kapal Wisata Terbalik di China, 3 Orang Tewas & 14 Hilang
- Berulah di Medsos, Donald Trump Pamer Fotonya Berpose ala Paus Vatikan
- Sekjen PBB Tegaskan Serangan Israel Pelanggaran Terhadap Kedaulatan Suriah
- Uni Eropa Mendesak Israel Segera Cabut Blokade & Buka Akses Bantuan ke Gaza