Penanganan Gempa, Jepang Ahlinya

Penanganan Gempa, Jepang Ahlinya
Penanganan Gempa, Jepang Ahlinya
Untuk mewaspadai gempa dan tsunami, Jepang memang patut dijadikan guru. Jepang selalu belajar dari kesedihan akibat gempa Kanto yang terjadi tahun 1891. Gempa 120 tahun lalu yang berkekuatan 7,9 SR itu, menewaskan sekitar 140.000 orang di wilayah sekitar Tokyo.

Sejak itulah, dalam perkembangan kota bahkan negaranya, Jepang yang kemudian dikenal sebagai negara gempa dan angin Topan akhirnya membuat skema pembangunan mengikuti alam. Mungkin di dunia, hanya Jepang yang memiliki Kementrian Penanganan Bencana (Disaster Management Ministry) yang setiap tahunnya memiliki anggaran beratus-ratus miliar. Karena di Jepang, 5 persen dari APBN mereka wajib untuk antisipasi bencana guna melindungi sekitar 127 juta rakyatnya dari dampak bencana yang bisa terjadi kapan saja.

Bandingkan dengan Indonesia, meski berada di jalur bencana dan memiliki penduduk hampir 229 juta jiwa, anggaran antisipasi bencana hanya dianggarkan Rp100 miliar saja di 2011. Sebelumnya di tahun 2010, anggaran bencana malah cuma Rp50 miliar. Bisa terbayang bukan, berapa jumlah anggaran saat tsunami Aceh menerjang Indonesia tahun 2004 lalu?

Kembali pada Jepang, negara ini juga membuat jalur-jalur evakuasi gempa yang modern termasuk membuka taman-taman yang luas di setiap titik kota untuk titik berkumpul. Jepang juga membangun seluruh gedung-gedung tinggi dan perkantoran, bahkan rumah penduduk dengan disain anti gempa. Sistem antisipasi gempa dini (Early Warning System) selalu bekerja jauh sebelum bencana meneror warga.

JAKARTA—Gempa dan tsunami yang terjadi di Jepang, Jumat (11/3) mengingatkan rakyat Indonesia pada musibah yang sama, 26 Desember 2004 lalu.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News