Penipu Sasar Jemaah Haji Indonesia di Makkah, Raup Rp 7 M

Penipu Sasar Jemaah Haji Indonesia di Makkah, Raup Rp 7 M
Kambing untuk dam haji di Pasar Kakiyah, Makkah, diangkut pikap menuju tempat penyembelihan. Foto: FIRZAN SYAHRONI/Jawa Pos

Setiap musim haji pembayaran dam memang bisa menjadi ajang untuk mengeruk keuntungan. Berdasar hasil penelusuran Jawa Pos, kemungkinan penipuan pembayaran dam tidak mengada-ada.

Ada beberapa modus yang sering dipakai oknum untuk menipu jemaah haji Indonesia. Sebelum beraksi, sebagian dari mereka berdandan mirip orang Timur Tengah. Mengenakan gamis putih, beserban, dan berjenggot panjang.

Biasanya, jemaah haji Indonesia mudah tertipu dengan penampilan seperti itu. Di kalangan mukimin (warga Indonesia yang tinggal di Arab), para makelar dam itu biasa disebut dengan istilah ”pangdam”. ”Bukan Pangdam yang tentara itu, tapi maksudnya panglima dam,” kata seorang mukimin, lantas terkekeh.

Sang pangdam punya beberapa cara untuk merayu calon korban. Dengan modal penampilan mirip orang alim, mereka mengatakan bahwa pembayaran dam lebih afdal dilakukan dengan membeli kambing sendiri daripada membayar di bank Arab Saudi.

Selain lebih murah, jemaah haji bisa mendapat pahala berlipat. Membayar dam melalui bank memang lebih mahal. Biayanya 475 riyal. Tapi, prosesnya sederhana. Tinggal datang ke konter dam, tulis nama, bayar, selesai.

”Biasanya, kalau dibilang lebih afdal, disertai beberapa hadis, banyak yang tak mau lagi membayar di bank,” kata dia.

Jika ada jemaah yang ingin melihat kambing yang telah dibeli, si pangdam tak kehilangan akal. Mereka mengajak korbannya ke pasar hewan Kakiyah di pinggiran Kota Makkah.

Di sana, si pangdam tinggal menunjuk kambing tertentu dan menyebut hewan itu milik jemaah haji tersebut. ”Padahal, yang dia tunjuk itu kambing milik orang lain,” katanya.

Penipu dengan modus menjual dan menyembelih kambing untuk dam menyasar para jemaah haji asal Indonesia.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News