Penunjukan Kepala BIN Sulit Digugat
jpnn.com - JAKARTA - Anggota DPR dari Fraksi Golkar, Meutya Hafid mengatakan, penunjukan Kepala Badan Intelijen Indonesia (BIN) merupakan hak prerogatif presiden.
Menurut Meutya, penunjukkan Kepala BIN berbeda dengan Kapolri dan Panglima TNI. "Dalam Undang-undang itu, presiden hanya memberikan satu nama saja. Berbeda dengan penunjukan Panglima yang bisa diajukan dua nama ke DPR," katanya dalam diskusi di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (3/9).
Bahkan, perbedaan mendasar ialah, dalam UU penunjukan Kepala BIN sulit untuk didugat oleh DPR. Karena kepala BIN punya ruang khusus dalam UU.
"Kalau pemilihan Panglima TNI itu ketika namanya masuk, dalam UU, harus persetujuan DPR. Tapi kalau kepala BIN, dalam UU, hanya pertimbangan DPR saja," tandasnya. (mg4/jpnn)
JAKARTA - Anggota DPR dari Fraksi Golkar, Meutya Hafid mengatakan, penunjukan Kepala Badan Intelijen Indonesia (BIN) merupakan hak prerogatif presiden.
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Menjelang Lengser, PM Singapura Temui Presiden Jokowi di Istana Bogor
- Bengkel Motor di Cilangkap Terbakar, Kerugian Ratusan Juta Rupiah
- Tim BTB BAZNAS Bantu Korban Terdampak Gempa Bumi di Garut
- Presiden Jokowi Teken Undang-Undang Tentang Daerah Khusus Jakarta
- Dua Kapal Perang TNI AL Mengasah Naluri Tempur di Perairan Selat Rupat
- Begini Cara Erick Thohir Berdayakan UMKM Lokal Naik Kelas