Perbanyak Atraksi Wisata di Desa Adat Danau Toba

Perbanyak Atraksi Wisata di Desa Adat Danau Toba
Ratusan penari membentangkan kain Ulos Sadum sepanjang 426 meter pada pembukaan Festival Danau Toba di Kabupaten Toba Samosir, Sumatera Utara, Rabu (17/9). Foto: Aminoer Rasyid/Sumut Pos/JPNN.com Ilustrasi by: Aminoer Rasyid/Sumut Pos

jpnn.com - jpnn.com - Desa Adat di Meat, Kabupaten Tobasa, Sumatera Utara sudah direvitalisasi sejak 11 Februari lalu.

Peresmian desa adat itu juga dilakukan Kementerian Pariwisata dan Badan Otorita Pariwisata Danau Toba yang mengikuti Pengumuman Lomba Desa Bersih di sekitar danau tersebut pada 25 Februari 2017 lalu.

”Ini adalah bagian dari atraksi di sekitar Danau Toba, dan punya daya tarik pariwisata yang luar biasa. Ternyata Danau Toba memiliki desa adat yang bersih, rapi dan bernuansa budaya tinggi. Ini bisa menjadikan kekuatan branding Wonderful Indonesia,” ujar Ketua Pokja Percepatan Destinasi Prioritas Kementerian Pariwisata (kemenpar), Hiramsyah S Thaib.

Seperti diketahui, sebanyak tiga desa adat di Batak di Bona Pasogit yang berada di kawasan Danau Toba mulai direvitalisasi belum lama ini.

Misinya, menjadikan desa adat sebagai penopang pariwisata di sekitar kawasan yang sedang dipersiapkan menjadi ’10 Bali Baru’ itu.

“Desa itu namanya Desa Adat Ragi Hotang di Meat, Kecamatan Tampahan, Kabupaten Tobasa. Berikutnya Desa Adat Hutagaol Sihujur di Kecamatan Silaen. Kemudian Kabupaten Tobasa setelah itu Desa Adat Rumah Bolon Gunung Malela di Kabupaten Simalungun,” ujar pria yang biasa disapa Hiram itu.

Peresmian revitalisasi tiga desa adat tadi dinilai sangat pas. Apalagi, saat ini ada 4000-an rumah adat di seluruh Tobasa yang punya desain arsitektur  unik.

Ciri khas berbentuk panggung dengan tiang pancang yang kokoh selama ini menjadi salah satu lokasi wisata yang sering dikunjungi wisatawan.

Desa Adat di Meat, Kabupaten Tobasa, Sumatera Utara sudah direvitalisasi sejak 11 Februari lalu.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News